Thursday, 31 May 2007
Tuesday, 29 May 2007
Strength through struggle
A man found a cocoon of a butterfly. One day a small opening appeared. He sat and watched the butterfly for several hours as it struggled to force its body through that little hole. Then it seemed to stop making any progress. It appeared as if it had gotten as far as it could, and it could go no further.
So the man decided to help the butterfly. He took a pair of scissors and snipped off the remaining bit of the cocoon.
The butterfly then emerged easily. But it had a swollen body and small, shriveled wings.
The man continued to watch the butterfly because he expected that, at any moment, the wings would enlarge and expand to be able to support the body, which would contract in time. Neither happened! In fact, the butterfly spent the rest of its life crawling around with a swollen body and shriveled wings. It never was able to fly.
What the man, in his kindness and haste, did not understand was that the restricting cocoon and the struggle required for the butterfly to get through the tiny opening were Allah's way of forcing fluid from the body of the butterfly into its wings so that it would be ready for flight once it achieved its freedom from the cocoon.
Sometimes struggles are exactly what we need in our lives. If Allah allowed us to go through our lives without any obstacles, it would cripple us. We would not be as strong as what we could have been. We could never "fly"!
I asked for Strength.........
And Allah gave me Difficulties to make me strong.
I asked for Wisdom.........
And Allah gave me Problems to solve.
I asked for Prosperity.........
And Allah gave me Brain and Brawn to work.
I asked for Courage.........
And Allah gave me Danger to overcome.
I asked for Love..........
And Allah gave me Troubled people to help.
I asked for Favours.........
And Allah gave me Opportunities.
I received nothing I wanted ........
I received everything I needed!
"So blessed be Allah, the best of creators!" [Surah 23 : verse 14]
TQ2 lutonmuslims
10 things which are often wasted
Our Knowledge:
Wasted by not taking action with it .
Our Actions:
Wasted by committing them without sincerity.
Our Wealth:
Wasted by using on things that will not bring us ajr (reward from Allah). We waste our money, our status, our authority, on things which have no benefit in this life or in akhirah (hereafter).
Our Hearts:
Wasted because they are empty from the love of Allah, and the feeling of longing to go to Him, and a feeling of peace and contentment. In it's place, our hearts are filled with something or someoneelse.
Our Bodies:
Wasted because we don't use them in ibadah (worship) and service of Allah.
Our Love:
Our emotional love is misdirected, not towards Allah, but towards something/someone else.
Our Time:
Wasted, not used properly, to compensate for that which has passed, by doing what is righteous to make up for past deeds.
Our Intellect:
Wasted on things that are not beneficial, that are detrimental to society and the individual, not in contemplation or reflection.
Our Service:
Wasted in service of someone who will not bring us closer to Allah, or benefit in dunyaa.
Our Dhikr (Remembrence of Allah):
Wasted, because it does not effect us or our hearts.
[Imam Ibn Qayyim al-Jawziyyah]
Monday, 28 May 2007
POTRET SEORANG MUKMIN
Seorang Mukmin melalui fasa-fasa perjalanan hidupnya dengan mencurahkan perhatian dalam setiap fasa yang dilaluinya, melaksanakan segala perintah Allah dan meninggalkan seluruh laranganNya. Cita-citanya tercurah untuk melaksanakan amal soleh dan menjauhi amal-amal yang buruk.
Sesaat setelah bangun tidur pada setiap pagi, hatinya langsung menggerakkannya mengambil wudhu’ dan mendirikan solat tahajjud. Setelah itu ia terus ke masjid untuk solat subuh. Selesai solat, ia langsung membaca Al Quran dan berzikir hingga matahari terbit. Sesaat setelah matahari naik sepenggalah, ia mendirikan solat dhuha. Setelah itu dia bekerja dan berusaha penuh ketekunan dan ikhlas semata kerana Allah.
Apabila tiba waktu zohor, dia segera bersuci dan pergi ke masjid agar berada di saf pertama. Dia solat bersama imam dengan menyempurnakan segala syarat, rukun, sunat-sunatnya dan meperhatikan amal batinnya, seperti khusyu’, pasrah dan berserah diri kepada Allah. Selesai solat, di dalam hatinya terpancar pengaruh yang terlihat di wajah, lidah dan semua anggota tubuhnya. Dia boleh memetik hasilnya di dalam hati, berupa ketenangan untuk menuju tempat tinggal yang abadi dan berlepas diri dari tempat yang penuh tipu daya.
Cita-citanya terhadap dunia yang tidak menggebu-gebu, telah mencegahnya untuk berhubung erat dengan pelbagai kelalaian, kekejian dan kemungkaran. Dia lebih suka bertemu Allah dan menghindari segala sesuatu yang memutuskan hubungannya dengan Allah. Dia seperti orang yang gelisah dan sedih hingga tiba waktu solat. Jika tiba waktu solat, dia pun bangkit untuk mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan serta kehidupan hatinya. Tiada ketenangan dalam hatinya melebihi ketika solat.
Di samping kewajiban-kewajiban fardhu yang dia kerjakan, dia juga tidak melalaikan amalan-amalan sunat seboleh mungkin. Dia mengambil wudhu’ dengan sempurna, solat pada awal waktu, berada dalam saff pertama dalam solat jamaah di samping kanan imam atau tepat di belakangnya, beristighfar tiga kali selepas solat dan berzikir, dengan membaca umpamanya:
“ Ya Allah, Engkaulah yang memiliki kesejahteraan dan dariMu datangnya kesejahteraan itu. Curahkanlah barakahMu wahai Zat yang memiliki keagongan dan kemuliaan.” [Ditakhrij Muslim]
“Tiada Ilah selain Allah semata, yang tiada sekutu bagiNya. KepunyaanNyalah kerajaan dan segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mampu menghalangi terhadap apa yang Engkau berikan, dan tidak ada apa yang mampu memberi terhadap apa yang Engkau tahan dan orang yang memiliki kekayaan tidak mampu memberi manfaat, kerana dariMulah kekayaan itu. Tiada Ilah selain Allah. Kita tidak menyembah kecuali kepadaNya. KepunyaanNyalah kenikmatan dan anugerah, serta bagiNya pujian yang baik. Tiada Ilah selain Allah, ketaatan dimurnikan kepadaNya, meskipun orang-orang kafir tidak suka.” [Diriwayatkan Muslim]
Kemudian dia bertasbih, bertahmid dan bertakbir sembilan puluh sembilan kali, lalu digenapkan menjadi seratus kali dengan lafaz;
“Tiada Ilah selain Allah, yang tiada sekutu bagiNya. KepunyaanNyalah kerajaan dan segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.” [Diriwayatkan Muslim]
Jika dia merasa masih belum mencukupi, maka dia akan membaca Ayatul Kursi dan Mu’awwidzatain.
Dia juga mendirikan solat sunat dengan sebaik-baiknya, sebelum atau sesudah solat fardhu. Begitulah dia amalkan setiap kali mengrjakan solat fardhu.
Sebelum matahari terbenam, dia tidak lupa membacakan zikir untuk waktu petang seperti yang disebutkan dalam Hadith Nabawi, seperti yang dia amalkan apabila pagi menjelang, dengan zikir untuk waktu pagi.
Jika malam tiba, dia berada di rumah untuk menikmati anugerah yang telah dilimpahkan kepada hamba-hambaNya. Apabila beranjak ketempat tidur, dia mengucapkan lafaz-lafaz zikir menjelang tidur, seperti yang disebutkan di dalam Sunnah, yang jumlahnya sekitar empat puluh jenis. Dia membaca zikir-zikir yang diketahui dan dihafaznya, seperti membaca Surah Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas tiga kali, kemudian mengusap wajah dan tubuhnya tiga kali, membaca Ayatul Kursi, membaca akhir Surah Al Baqarah, bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali dan bertakbir tiga puluh tiga kali. Setelah itu dia mengucapkan;
“Ya Allah, kuserahkan diriku kepadaMu, kuhadapkan wajahku kepadaMu, kupercayakan segala urusan kepadaMu, kusandarkan belakangku kepadaMu dengan penuh harap dan cemas kepadaMu. Kerana tiada tempat berlindung dan tempat keselamatan dari azabMu kecuali kepadaMu. Aku percaya kepada kitabMu yang telah Engkau turunkan, percaya kepada NabiMu yang telah Engkau utuskan.” [Riwayat Al-Bukhari]
“Dengan NamaMu wahai Rabbku, aku meletakkan belakang tubuhku, dan dengan namaMu jua aku mengangkatnya. Jika Engkau memegang jiwaku maka ampunila ia dan jika Engkau melepaskannya maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hambaMu yang soleh.” [Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
“Ya Allah, Rabb langit yang tujuh dan Rabb ‘Arsy yang Agung. Engkau Rabbku dan Rabb segala sesuatu, yang menumbuhkan benih dan biji-bijian, yang menurunkan Taurat, Injil dan Al Furqan (Al Quran). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala binatang melata. Engkaulah yang awal dan tiada sesuatupu sebelumMu. Engkau yang akhir dan tiada sesuatu sesudahMu. Bebaskanlah aku dari hutang dan cukupkanlah aku dari kefakiran.” [Riwayat Muslim]
Dia terus berzikir kepada Allah sehingga ia tertidur dalam keadaan berzikir kepadaNya. Dengan itu, tidurnya adalah ibadah dan menjadi tambahan dalam mendekatkan diri kepadaNya.
Setelah bangun dari tidur, dia kembali seperti kebiasaannya yang tadi.
Disamping itu, dia juga melaksanakan hak-hak manusia, seperti menziarahi orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, memberi pertolongan kepada yang memerlukan. Dia juga memenuhi hak-hak keluarga dan kerabatnya. Dia melaksanakan Amar makruf Nahi Munkar dengan penuh hikmah. Dia berjihad di jalanNya yang lurus. Dia bekerja dengan penuh ketekunan dan ikhlas. Dia penuhi seluruh masanya dengan segala sesuatu yang bermanfaat.
Dia melaksanakan ubudiyah sepertimana diperintahkan Allah. Jika ada tindakan yang berlebihan maka dia segera mencari sebab-sebabnya, bertaubat dan beristighfar, lalu menggantikannya dengan amal soleh untuk menghilangkan kesannya. Itulah tugas pokoknya setiap hari dan ia terus menerus mengamalkannya sehingga dipanggil pulang mengadap TuhanNya.
Sesaat setelah bangun tidur pada setiap pagi, hatinya langsung menggerakkannya mengambil wudhu’ dan mendirikan solat tahajjud. Setelah itu ia terus ke masjid untuk solat subuh. Selesai solat, ia langsung membaca Al Quran dan berzikir hingga matahari terbit. Sesaat setelah matahari naik sepenggalah, ia mendirikan solat dhuha. Setelah itu dia bekerja dan berusaha penuh ketekunan dan ikhlas semata kerana Allah.
Apabila tiba waktu zohor, dia segera bersuci dan pergi ke masjid agar berada di saf pertama. Dia solat bersama imam dengan menyempurnakan segala syarat, rukun, sunat-sunatnya dan meperhatikan amal batinnya, seperti khusyu’, pasrah dan berserah diri kepada Allah. Selesai solat, di dalam hatinya terpancar pengaruh yang terlihat di wajah, lidah dan semua anggota tubuhnya. Dia boleh memetik hasilnya di dalam hati, berupa ketenangan untuk menuju tempat tinggal yang abadi dan berlepas diri dari tempat yang penuh tipu daya.
Cita-citanya terhadap dunia yang tidak menggebu-gebu, telah mencegahnya untuk berhubung erat dengan pelbagai kelalaian, kekejian dan kemungkaran. Dia lebih suka bertemu Allah dan menghindari segala sesuatu yang memutuskan hubungannya dengan Allah. Dia seperti orang yang gelisah dan sedih hingga tiba waktu solat. Jika tiba waktu solat, dia pun bangkit untuk mendapatkan ketenangan dan kebahagiaan serta kehidupan hatinya. Tiada ketenangan dalam hatinya melebihi ketika solat.
Di samping kewajiban-kewajiban fardhu yang dia kerjakan, dia juga tidak melalaikan amalan-amalan sunat seboleh mungkin. Dia mengambil wudhu’ dengan sempurna, solat pada awal waktu, berada dalam saff pertama dalam solat jamaah di samping kanan imam atau tepat di belakangnya, beristighfar tiga kali selepas solat dan berzikir, dengan membaca umpamanya:
“ Ya Allah, Engkaulah yang memiliki kesejahteraan dan dariMu datangnya kesejahteraan itu. Curahkanlah barakahMu wahai Zat yang memiliki keagongan dan kemuliaan.” [Ditakhrij Muslim]
“Tiada Ilah selain Allah semata, yang tiada sekutu bagiNya. KepunyaanNyalah kerajaan dan segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mampu menghalangi terhadap apa yang Engkau berikan, dan tidak ada apa yang mampu memberi terhadap apa yang Engkau tahan dan orang yang memiliki kekayaan tidak mampu memberi manfaat, kerana dariMulah kekayaan itu. Tiada Ilah selain Allah. Kita tidak menyembah kecuali kepadaNya. KepunyaanNyalah kenikmatan dan anugerah, serta bagiNya pujian yang baik. Tiada Ilah selain Allah, ketaatan dimurnikan kepadaNya, meskipun orang-orang kafir tidak suka.” [Diriwayatkan Muslim]
Kemudian dia bertasbih, bertahmid dan bertakbir sembilan puluh sembilan kali, lalu digenapkan menjadi seratus kali dengan lafaz;
“Tiada Ilah selain Allah, yang tiada sekutu bagiNya. KepunyaanNyalah kerajaan dan segala pujian, dan Dia berkuasa atas segala sesuatu.” [Diriwayatkan Muslim]
Jika dia merasa masih belum mencukupi, maka dia akan membaca Ayatul Kursi dan Mu’awwidzatain.
Dia juga mendirikan solat sunat dengan sebaik-baiknya, sebelum atau sesudah solat fardhu. Begitulah dia amalkan setiap kali mengrjakan solat fardhu.
Sebelum matahari terbenam, dia tidak lupa membacakan zikir untuk waktu petang seperti yang disebutkan dalam Hadith Nabawi, seperti yang dia amalkan apabila pagi menjelang, dengan zikir untuk waktu pagi.
Jika malam tiba, dia berada di rumah untuk menikmati anugerah yang telah dilimpahkan kepada hamba-hambaNya. Apabila beranjak ketempat tidur, dia mengucapkan lafaz-lafaz zikir menjelang tidur, seperti yang disebutkan di dalam Sunnah, yang jumlahnya sekitar empat puluh jenis. Dia membaca zikir-zikir yang diketahui dan dihafaznya, seperti membaca Surah Al Ikhlas, Al Falaq dan An Naas tiga kali, kemudian mengusap wajah dan tubuhnya tiga kali, membaca Ayatul Kursi, membaca akhir Surah Al Baqarah, bertasbih tiga puluh tiga kali, bertahmid tiga puluh tiga kali dan bertakbir tiga puluh tiga kali. Setelah itu dia mengucapkan;
“Ya Allah, kuserahkan diriku kepadaMu, kuhadapkan wajahku kepadaMu, kupercayakan segala urusan kepadaMu, kusandarkan belakangku kepadaMu dengan penuh harap dan cemas kepadaMu. Kerana tiada tempat berlindung dan tempat keselamatan dari azabMu kecuali kepadaMu. Aku percaya kepada kitabMu yang telah Engkau turunkan, percaya kepada NabiMu yang telah Engkau utuskan.” [Riwayat Al-Bukhari]
“Dengan NamaMu wahai Rabbku, aku meletakkan belakang tubuhku, dan dengan namaMu jua aku mengangkatnya. Jika Engkau memegang jiwaku maka ampunila ia dan jika Engkau melepaskannya maka jagalah ia sebagaimana Engkau menjaga hamba-hambaMu yang soleh.” [Riwayat Al-Bukhari dan Muslim]
“Ya Allah, Rabb langit yang tujuh dan Rabb ‘Arsy yang Agung. Engkau Rabbku dan Rabb segala sesuatu, yang menumbuhkan benih dan biji-bijian, yang menurunkan Taurat, Injil dan Al Furqan (Al Quran). Aku berlindung kepadaMu dari kejahatan segala binatang melata. Engkaulah yang awal dan tiada sesuatupu sebelumMu. Engkau yang akhir dan tiada sesuatu sesudahMu. Bebaskanlah aku dari hutang dan cukupkanlah aku dari kefakiran.” [Riwayat Muslim]
Dia terus berzikir kepada Allah sehingga ia tertidur dalam keadaan berzikir kepadaNya. Dengan itu, tidurnya adalah ibadah dan menjadi tambahan dalam mendekatkan diri kepadaNya.
Setelah bangun dari tidur, dia kembali seperti kebiasaannya yang tadi.
Disamping itu, dia juga melaksanakan hak-hak manusia, seperti menziarahi orang sakit, mengiringi jenazah, memenuhi undangan, memberi pertolongan kepada yang memerlukan. Dia juga memenuhi hak-hak keluarga dan kerabatnya. Dia melaksanakan Amar makruf Nahi Munkar dengan penuh hikmah. Dia berjihad di jalanNya yang lurus. Dia bekerja dengan penuh ketekunan dan ikhlas. Dia penuhi seluruh masanya dengan segala sesuatu yang bermanfaat.
Dia melaksanakan ubudiyah sepertimana diperintahkan Allah. Jika ada tindakan yang berlebihan maka dia segera mencari sebab-sebabnya, bertaubat dan beristighfar, lalu menggantikannya dengan amal soleh untuk menghilangkan kesannya. Itulah tugas pokoknya setiap hari dan ia terus menerus mengamalkannya sehingga dipanggil pulang mengadap TuhanNya.
Saturday, 26 May 2007
THE MAJOR TASK
" The major task before the Muslim leaders and thinkers today is to rekindle the flame of faith in the hearts of Muslims. They should do all that the early preachers of Islam did, and at the same time avail themselves fully of all opportunities the modern age has put into their hands.
The Quran and the Sunnah can still revitalize the withered arteries of the Islamic world. Their study and influence still fire one with the desire to smash the citadel of Ignorance. They have a rousing quality about them that can spur a slumbering people into new life. There will then be born in every Muslim home good men who will fully correspond to the description contained in the following verse of the Quran:
"They were youths who believed in their Lord, and We advanced them in guidance. We gave strength to their hearts; behold, they stood up and said: 'Our Lord is the Lord of the heavens and the earth; never shall we call upon any god other than Him; if we did, we should indeed have uttered an enormity.'" al-Kahf 18: 13-14
The world will then again see living specimens of the religious earnestness and sacrificial spirit of Bilal and 'Ammar, Khabbab and Khubaib, Suhaib and Mus'ab ibn Umair and Uthman ibn Maz'un and Anas ibn an-Nadir; the gentle breeze of faith will once again kiss the face of the earth and a new world quite different from the one we know will come into existence. "
Sayyed Abul Hassan 'Ali Nadwi
The Quran and the Sunnah can still revitalize the withered arteries of the Islamic world. Their study and influence still fire one with the desire to smash the citadel of Ignorance. They have a rousing quality about them that can spur a slumbering people into new life. There will then be born in every Muslim home good men who will fully correspond to the description contained in the following verse of the Quran:
"They were youths who believed in their Lord, and We advanced them in guidance. We gave strength to their hearts; behold, they stood up and said: 'Our Lord is the Lord of the heavens and the earth; never shall we call upon any god other than Him; if we did, we should indeed have uttered an enormity.'" al-Kahf 18: 13-14
The world will then again see living specimens of the religious earnestness and sacrificial spirit of Bilal and 'Ammar, Khabbab and Khubaib, Suhaib and Mus'ab ibn Umair and Uthman ibn Maz'un and Anas ibn an-Nadir; the gentle breeze of faith will once again kiss the face of the earth and a new world quite different from the one we know will come into existence. "
Sayyed Abul Hassan 'Ali Nadwi
Islam and the world
Friday, 25 May 2007
MUSLIM SEBENAR
Sesungguhnya orang yang dinamakan Muslim tidak dicipta untuk diseret oleh arus, sebaliknya ia diciptakan utk mengemudikan arus ke arah haluan yang betul menurut iman dan aqidahnya. Andainya arus ini telah mengubah haluannya dari yang betul, maka dustalah orang-orang yang mendakwa Islam sedangkan menerima dengan penuh rela perubahan arus yang salah itu.
Andainya ia seorang Muslim dengan erti kata yang sebenarnya maka sudah pasti ia akan berjuang menentang penyelewengan, akan mengorbankan seluruh tenaganya untuk mengembalikan penyelewengan ini. Dia tidak mengira apakah usahanya itu akan berjaya atau menemui kegagalan, bahkan ia akan menanggung segala kerugian dan kemudharatan dalam perjuangan.
Semangat perjuangannya tidak mungkin patah sekalipun anggotanya pecah berkecai dipukul gelombang, badannya terdampar dihempas ombak dalam keadaan lemah longlai. Semua itu tidak mencetuskan rasa kecewa dan putus asa di hatinya atau dengki dan tamak terhadap kemenangan orang-orang kafir, munafik dan orang-orang hanyut bersama arus.
Sesungguhnya Al Quran ada di samping kita, sejarah Nabi-Nabi a.s. serta kisah pejuang-pejuang yang menyebarkan dakwah Islam sejak dulu sehingga sekarang terbentang di hadapan kita. Apakah kita pelajari dari semua itu untuk kita terlayang-layang ditiup angin, hanyut dibawa arus dan mencorakkan hidup menurut sahaja warna zaman?
Kalau itulah tujuannya maka untuk apakah diturunkan kitab dan diutuskan Rasul?
Cukuplah gelombang angin yang telah mengarahkan kita, cukuplah dengan arus kehidupan di dunia yang mengheret kita, cukuplah dengan pergolakan masa yang berbolak-balik untuk mencipta peribadi kita.
Sesungguhnya Kitab Allah tidak diturunkan untuk mengajar pengajaran yang enteng seperti itu, pun juga tidaklah diutuskan para Rasul kerananya.
Andainya ia seorang Muslim dengan erti kata yang sebenarnya maka sudah pasti ia akan berjuang menentang penyelewengan, akan mengorbankan seluruh tenaganya untuk mengembalikan penyelewengan ini. Dia tidak mengira apakah usahanya itu akan berjaya atau menemui kegagalan, bahkan ia akan menanggung segala kerugian dan kemudharatan dalam perjuangan.
Semangat perjuangannya tidak mungkin patah sekalipun anggotanya pecah berkecai dipukul gelombang, badannya terdampar dihempas ombak dalam keadaan lemah longlai. Semua itu tidak mencetuskan rasa kecewa dan putus asa di hatinya atau dengki dan tamak terhadap kemenangan orang-orang kafir, munafik dan orang-orang hanyut bersama arus.
Sesungguhnya Al Quran ada di samping kita, sejarah Nabi-Nabi a.s. serta kisah pejuang-pejuang yang menyebarkan dakwah Islam sejak dulu sehingga sekarang terbentang di hadapan kita. Apakah kita pelajari dari semua itu untuk kita terlayang-layang ditiup angin, hanyut dibawa arus dan mencorakkan hidup menurut sahaja warna zaman?
Kalau itulah tujuannya maka untuk apakah diturunkan kitab dan diutuskan Rasul?
Cukuplah gelombang angin yang telah mengarahkan kita, cukuplah dengan arus kehidupan di dunia yang mengheret kita, cukuplah dengan pergolakan masa yang berbolak-balik untuk mencipta peribadi kita.
Sesungguhnya Kitab Allah tidak diturunkan untuk mengajar pengajaran yang enteng seperti itu, pun juga tidaklah diutuskan para Rasul kerananya.
Sebaliknya setiap apa yang terkandung dalam risalah yang datang dari sisi Allah adalah untuk menghapuskan semua jalan-jalan yang salah, yang diikuti oleh dunia dan meletakkan di tempatnya suatu jalan yang lurus dan terperinci dan menutup semua jalan-jalan yang bertentangan dengannya.
Di samping itu ia membentuk suatu Ummah Mukminah yang tidak berpada dengan mereka sahaja berjalan di atas jalan itu malah berjuang untuk menarik dunia kepadanya .
Sesungguhnya Nabi-Nabi a.s. dan pengikut-pengikut mereka selamanya berjuang untuk melaksanakan tujuan ini dan mereka dihalangi pelbagai rintangan. Mereka menanggung kerugian yang paling teruk. Mereka mengorbankan jiwa dan raga dan tidak melihat kepada aliran zaman sebagai contoh mereka. Mereka tidak takut kepada bencana apa jua dan tidak tamak kepada keuntungan yang sementara.
Andainya di sana ada orang yang takut kepada kerugian, kesusahan dan bala dalam menuruti jalan yang ditunjukkan oleh petunjuk dari langit dan kerana takutnya itu ia ingin menuruti jalan yang ia nampak orang-orang yang mengikutinya berjaya, kaya dan mulia maka ikutilah jalan yang disukainya itu, tetapi janganlah pula ia menipu dirinya dan menipu dunia bahawa ia pengikut kitab Allah dan sunnah Rasul sedangkan ia meninggalkan keduanya dan melemparkannya jauh ke belakang. Sesunguhnya penderhakaan sahaja merupakan suatu jenayah yang besar, apa lagi kalau diikuti pula dengan pendustaan, penipuan dan kemunafikan.
Ada pun sangkaan yang mengatakan arus kehidupan tidak mungkin diubah haluannya adalah salah di segi akal dan bertentangan dengan percubaan dan kenyataan yang berlaku sebenarnya. Sesungguhnya telah berlaku di dunia ini beratus-ratus revolusi, dan setiap revolusi itu telah datang mengubah haluan arus yang ada. Contoh yang paling jelas kita dapati dalam sejarah Islam sendiri.
Sesunguhnya di kala Nabi Muhammad saw diutuskan ke dunia ini, dimanakah arus kehidupan ketika itu?
Tidakkah kekafiran dan kesyirikan menguasai alam seluruhnya?
Tidakkah kejahatan dan keruntuhan moral bermaharajalela?
Tidakkah kapitalis dan feudalis mencengkam dunia ekonomi?
Tidakkah pelampauan dan perseteruan mengatasi undang-undang?
Dalam keadaan itu ia bangkit berdiri seorang diri menentang dunia seluruhnya. Ia menolak semua fikiran-fikiran yang salah dan jalan-jalan yang bengkok yang popular di dunia ketika itu.
Ia mengemukakan sebagai gantinya suatu aqidah dari sisi Allah, aqidah yang tersendiri dan jalan yang lurus. Dan dalam jangka masa yang amat singkat sahaja ia telah berjaya mengubah haluan arus dan mengubah corak dunia dengan kekuatan dakwah dan jihad.
Di samping itu ia membentuk suatu Ummah Mukminah yang tidak berpada dengan mereka sahaja berjalan di atas jalan itu malah berjuang untuk menarik dunia kepadanya .
Sesungguhnya Nabi-Nabi a.s. dan pengikut-pengikut mereka selamanya berjuang untuk melaksanakan tujuan ini dan mereka dihalangi pelbagai rintangan. Mereka menanggung kerugian yang paling teruk. Mereka mengorbankan jiwa dan raga dan tidak melihat kepada aliran zaman sebagai contoh mereka. Mereka tidak takut kepada bencana apa jua dan tidak tamak kepada keuntungan yang sementara.
Andainya di sana ada orang yang takut kepada kerugian, kesusahan dan bala dalam menuruti jalan yang ditunjukkan oleh petunjuk dari langit dan kerana takutnya itu ia ingin menuruti jalan yang ia nampak orang-orang yang mengikutinya berjaya, kaya dan mulia maka ikutilah jalan yang disukainya itu, tetapi janganlah pula ia menipu dirinya dan menipu dunia bahawa ia pengikut kitab Allah dan sunnah Rasul sedangkan ia meninggalkan keduanya dan melemparkannya jauh ke belakang. Sesunguhnya penderhakaan sahaja merupakan suatu jenayah yang besar, apa lagi kalau diikuti pula dengan pendustaan, penipuan dan kemunafikan.
Ada pun sangkaan yang mengatakan arus kehidupan tidak mungkin diubah haluannya adalah salah di segi akal dan bertentangan dengan percubaan dan kenyataan yang berlaku sebenarnya. Sesungguhnya telah berlaku di dunia ini beratus-ratus revolusi, dan setiap revolusi itu telah datang mengubah haluan arus yang ada. Contoh yang paling jelas kita dapati dalam sejarah Islam sendiri.
Sesunguhnya di kala Nabi Muhammad saw diutuskan ke dunia ini, dimanakah arus kehidupan ketika itu?
Tidakkah kekafiran dan kesyirikan menguasai alam seluruhnya?
Tidakkah kejahatan dan keruntuhan moral bermaharajalela?
Tidakkah kapitalis dan feudalis mencengkam dunia ekonomi?
Tidakkah pelampauan dan perseteruan mengatasi undang-undang?
Dalam keadaan itu ia bangkit berdiri seorang diri menentang dunia seluruhnya. Ia menolak semua fikiran-fikiran yang salah dan jalan-jalan yang bengkok yang popular di dunia ketika itu.
Ia mengemukakan sebagai gantinya suatu aqidah dari sisi Allah, aqidah yang tersendiri dan jalan yang lurus. Dan dalam jangka masa yang amat singkat sahaja ia telah berjaya mengubah haluan arus dan mengubah corak dunia dengan kekuatan dakwah dan jihad.
Thursday, 24 May 2007
AL QURAN
Dari Harits al-A’war ia berkata : Aku melalui masjid dan melihat orang-orang sedang asyik bercerita-cerita, maka aku khabarkan pada Ali ra : 'Wahai Amirul Mukminin, tidakkah anda mengetahui orang-orang sedang asyik bercerita-cerita?'
Maka beliau menjawab : Apakah mereka melakukannya?
Maka jawabku : Benar!
Maka kata beliau : Adapun aku pernah dinasihati oleh kekasihku Rasulullah SAW : 'Sesungguhnya kelak akan datang bencana'.
Maka kataku : Bagaimana jalan keluarnya, wahai Rasulullah?
Maka jawab Baginda SAW :
'Kitabullah! Kerana di dalamnya terdapat khabar tentang ummat-ummat sebelum kalian, dan berita-berita tentang apa yang akan terjadi setelah kalian, dan hukum-hukum bagi apa yang terjadi di masa kalian, ia adalah jalan yang lurus dan tidak ada kebengkokan, tidaklah para penguasa yang meninggalkannya akan dihinakan Allah, dan tidaklah orang yang mencari petunjuk selainnya akan disesatkan Allah, dia adalah tali Allah yang sangat kukuh, cahaya-Nya yang terang benderang, peringatan-Nya yang paling bijaksana, jalan-Nya yang paling lurus.
Dengannya tidak akan pernah puas hati orang yang merenungkannya, dan tidak akan bosan lidah yang membacanya, dan tidak akan lelah orang yang membahasnya. Tidak akan kenyang ulama mempelajarinya, tak akan puas muttaqin menikmatinya. Ia tak akan boleh dipatahkan oleh banyaknya penentangnya, tak akan putus keajaibannya, tak akan henti-henti jin yang mendengarkannya berkata : Sungguh kami telah mendengar al-Qur’an yang menakjubkan...
Barangsiapa yang mempelajari ilmunya akan terkehadapan, barangsiapa yang berbicara dengannya akan benar, barangsiapa berhukum dengannya akan adil, barangsiapa yang beramal dengan membacanya akan dicukupkan pahalanya, dan barangsiapa yang berdakwah kejalannya akan diberi hidayah ke jalan yang lurus. Amalkan ini wahai A’war.. '
(HR ad-Darami dan teks ini darinya, juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ia berkata hadith gharib)
Tirmidhi's understanding of the Gharib Hadith (weak tradition), concurs to a certain extent with that of the other traditionists. According to Tirmidhi a Hadith may be classified as Gharib for one of the following three reasons:
Firstly, a Hadith may be classified as Gharib since it is narrated from one chain only. Tirmidhi mentions as an example a tradition from Hammad b. Salama from Abu 'Usharai on the authority of his father who enquired from the Prophet (S.A.W.) whether the slaughtering of an animal is confined to the gullet and throat. The Prophet (S.A.W.) replied that stabbing the thigh will also suffice.
Secondly, a tradition can be classified as Gharib due to an addition in the text, though it will be considered a sound tradition, if that addition is reported by a reliable reporter. The example cited by Tirmidhi is a tradition narrated through the chain of Malik (d. 179 A.H.) from Nafi' (d. 117 A.H.) on the authority of Ibn 'Umar (d. 73 A.H.) who stated that the Prophet (S.A.W.) declared alms-giving at the end of Ramadan (month of fasting) obligatory upon every Muslim, male or female, whether a free person or slave from the Muslims. However, this tradition has also been narrated by Ayyub Sakhtiyani and 'Ubaid Allah b. 'Umar, without the addition "from the "Muslims", hence the above mentioned example due to the addition of "from the Muslims" in the text is classified as Gharib.
Thirdly, a tradition may be declared Gharib since it is narrated through various chains of transmitters but having within one of its chains an addition in the Sanad. According to Tirmidhi, these definitions prove that a Gharib Hadith, does not necessarily mean weak, but it might be Sahih or Hasan, as long as it comes through a single Sanad.
Wednesday, 23 May 2007
The Garden
Come to the garden alone, while the dew is still on the roses....
FOR THE GARDEN OF YOUR DAILY LIVING, PLANT THREE ROWS OF PEAS:
Peace of mind
Peace of heart
Peace of soul
Peace of heart
Peace of soul
PLANT FOUR ROWS OF SQUASH:
Squash gossip
Squash indifference
Squash grumbling
Squash selfishness
Squash indifference
Squash grumbling
Squash selfishness
PLANT FOUR ROWS OF LETTUCE:
Lettuce be faithful
Lettuce be kind
Lettuce be patient
Lettuce really love one another
Lettuce be kind
Lettuce be patient
Lettuce really love one another
NO GARDEN IS WITHOUT TURNIPS:
Turnip for meetings
Turnip for service
Turnip to help one another
Turnip for service
Turnip to help one another
TO CONCLUDE OUR GARDEN WE MUST HAVE THYME:
Thyme for each other
Thyme for family
Thyme for friends
Thyme for family
Thyme for friends
WATER FREELY WITH PATIENCE AND CULTIVATE WITH LOVE THERE IS MUCH FRUIT IN YOUR GARDEN BECAUSE YOU REAP WHAT YOU SOW.
Allah is the Greatest
There is none worthy of worship except Allah.
ALLAH is an Arabic word. It is the proper name for the one and only God.
Allah is unique.
There is none like him.
He has no partner.
He has no children and no parents.
He is eternal. He has always existed and will never die.
He knows everything.
He sees everything.
He is everywhere.
He is the creator of the universe.
Allah is Great and Merciful.
He is kind and loving.
He has provided us with everything.
He created us in the best form.
He created the world for us.
He sent prophets to guide us, to tell us how to obey Him.
Allah is the greatest.
WELCOME TO UK!
UK branded home of binge drinking
Tuesday, May 22, 2007
Britons were once known the world over for our decency, good manners, reserve and morality.
But now the country is 'fameobsessed' and plagued by 'vandalism and binge drinking'.
We also eat more junk food than the rest of Europe combined and are devouring Internet porn at the fastest rate on Earth, according to the travellers' bible the Lonely Planet.
But now the country is 'fameobsessed' and plagued by 'vandalism and binge drinking'.
We also eat more junk food than the rest of Europe combined and are devouring Internet porn at the fastest rate on Earth, according to the travellers' bible the Lonely Planet.
The latest version of the controversial guide, released, said: 'It is a telling indictment of British culture that more people vote in TV talent shows than for their country's leaders.'
Britons also love news of famous people 'even though their celebrity status is based on little more than the ability to sing a jolly tune, look good in tight trousers or kick a ball in the right direction'.
Britons also love news of famous people 'even though their celebrity status is based on little more than the ability to sing a jolly tune, look good in tight trousers or kick a ball in the right direction'.
On the culinary front, the guide said: 'Without doubt you can find great food in Britain. It's just that not all the Brits seem to like eating it.' Also, 'vandalism and nuisance behaviour caused by binge-drinking remain serious problems'.
Tuesday, 22 May 2007
Sebuah Doa
berikan taqwa kepada jiwa-jiwa kami dan sucikan dia.
Engkaulah sebaik-baik yang, mensucikannya.
Engkau pencipta dan pelindungnya
Ya ALLAH, perbaiki hubungan antara kami
Rukunkan antara hati kami
Tunjuki kami jalan keselamatan
Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang
Jadikan kumpulan kami jamaah orang muda yang menghormati orang tua
Dan jamaah orang tua yang menyayangi orang muda
Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman
Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian
Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar
Wahai yang menyambung segala yang patah
Wahai yang menemani semua yang tersendiri
Wahai pengaman segala yang takut
Wahai penguat segala yang lemah
Mudah bagimu memudahkan segala yang susah
Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran
Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak
Engkau Maha Tahu dan melihatnya
Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu
Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur
Lindungi kami dengan perlindungan- Mu yang tak tertembus
Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami
Jangan binasakan kami, kerana Engkaulah harapan kami
Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami
Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara
Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana kepada kami
“ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih”
Ya ALLAH,
Engkaulah sebaik-baik yang, mensucikannya.
Engkau pencipta dan pelindungnya
Ya ALLAH, perbaiki hubungan antara kami
Rukunkan antara hati kami
Tunjuki kami jalan keselamatan
Selamatkan kami dari kegelapan kepada terang
Jadikan kumpulan kami jamaah orang muda yang menghormati orang tua
Dan jamaah orang tua yang menyayangi orang muda
Jangan Engkau tanamkan di hati kami kesombongan dan kekasaran terhadap sesama hamba beriman
Bersihkan hati kami dari benih-benih perpecahan, pengkhianatan dan kedengkian
Ya ALLAH, wahai yang memudahkan segala yang sukar
Wahai yang menyambung segala yang patah
Wahai yang menemani semua yang tersendiri
Wahai pengaman segala yang takut
Wahai penguat segala yang lemah
Mudah bagimu memudahkan segala yang susah
Wahai yang tiada memerlukan penjelasan dan penafsiran
Hajat kami kepada-Mu amatlah banyak
Engkau Maha Tahu dan melihatnya
Ya ALLAH, kami takut kepada-Mu
Selamatkan kami dari semua yang tak takut kepada-Mu
Jaga kami dengan Mata-Mu yang tiada tidur
Lindungi kami dengan perlindungan- Mu yang tak tertembus
Kasihi kami dengan kudrat kuasa-Mu atas kami
Jangan binasakan kami, kerana Engkaulah harapan kami
Musuh-musuh kami dan semua yang ingin mencelakai kami
Tak akan sampai kepada kami, langsung atau dengan perantara
Tiada kemampuan pada mereka untuk menyampaikan bencana kepada kami
“ALLAH sebaik baik pemelihara dan Ia paling kasih dari segala kasih”
Ya ALLAH,
kami hamba-hamba- Mu, anak-anak hamba-Mu
Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu
Berlaku pasti atas kami hukum-Mu
Adil pasti atas kami keputusan-Mu
Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu
Dengan semua nama yang jadi milik-Mu
Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu
Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu
Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu
Atau Engkau simpan dalam rahsia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib
Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur’an yang agung
Sebagai musim bunga hati kami
Cahaya hati kami
Pelipur sedih dan duka kami
Pencerah mata kami
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang menenggelamkan dunia
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim dari api kobaran yang marak menyala
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Firaun dan laut yang
mengancam nyawa
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam dari
kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat, pasukan
sekutu Ahzab angkara murka
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus dari gelap lautan, malam, dan perut ikan
Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya
Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya
Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan badai
Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa
Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia
Hapak kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murka
Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya
Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan yang ada
pada-Mu kerana kejahatan pada diri kami
Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami
Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri
Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba dan nabi-Mu Muhammad SAW di padang mahsyar nanti
Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu
Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab
Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalam
sujud malamnya tak henti menyebut kami, ummati ummati, ummatku ummatku
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan
demi perjuangan
Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera
Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan
Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu Engkau kirimkan kepada kami dai penyeru iman
Kepada nenek moyang kami penyembah berhala
Dari jauh mereka datang kerana cinta mereka kepada dakwah
Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran
Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini
Kepada generasi berikut kami
Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini
Dengan sikap malas dan enggan berdakwah
Kerana takut rugi dunia dan dibenci bangsa
KH Rahmat Abdullah
Ubun-ubun kami dalam genggaman Tangan-Mu
Berlaku pasti atas kami hukum-Mu
Adil pasti atas kami keputusan-Mu
Ya ALLAH, kami memohon kepada-Mu
Dengan semua nama yang jadi milik-Mu
Yang dengan nama itu Engkau namai diri-Mu
Atau Engkau turunkan dalam kitab-Mu
Atau Engkau ajarkan kepada seorang hamba-Mu
Atau Engkau simpan dalam rahsia Maha Tahu-Mu akan segala ghaib
Kami memohon-Mu agar Engkau menjadikan Al Qur’an yang agung
Sebagai musim bunga hati kami
Cahaya hati kami
Pelipur sedih dan duka kami
Pencerah mata kami
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Nuh dari taufan yang menenggelamkan dunia
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Ibrahim dari api kobaran yang marak menyala
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Musa dari kejahatan Firaun dan laut yang
mengancam nyawa
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Isa dari Salib dan pembunuhan oleh kafir durjana
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Muhammad alaihimusshalatu wassalam dari
kafir Quraisy durjana, Yahudi pendusta, munafik khianat, pasukan
sekutu Ahzab angkara murka
Ya ALLAH, yang menyelamatkan Yunus dari gelap lautan, malam, dan perut ikan
Ya ALLAH, yang mendengar rintihan hamba lemah teraniaya
Yang menyambut si pendosa apabila kembali dengan taubatnya
Yang mengijabah hamba dalam bahaya dan melenyapkan badai
Ya ALLAH, begitu pekat gelap keangkuhan, kerakusan dan dosa
Begitu dahsyat badai kedzaliman dan kebencian menenggelamkan dunia
Hapak kehidupan ini oleh kesombongan si durhaka yang membuat-Mu murka
Sementara kami lemah dan hina, berdosa dan tak berdaya
Ya ALLAH, jangan kiranya Engkau cegahkan kami dari kebaikan yang ada
pada-Mu kerana kejahatan pada diri kami
Ya ALLAH, ampunan-Mu lebih luas dari dosa-dosa kami
Dan rahmah kasih sayang-Mu lebih kami harapkan daripada amal usaha kami sendiri
Ya ALLAH, jadikan kami kebanggaan hamba dan nabi-Mu Muhammad SAW di padang mahsyar nanti
Saat para rakyat kecewa dengan para pemimpin penipu yang memimpin dengan kejahilan dan hawa nafsu
Saat para pemimpin cuci tangan dan berlari dari tanggung jawab
Berikan kami pemimpin berhati lembut bagai Nabi yang menangis dalam
sujud malamnya tak henti menyebut kami, ummati ummati, ummatku ummatku
Pemimpin bagai para khalifah yang rela mengorbankan semua kekayaan
demi perjuangan
Yang rela berlapar-lapar agar rakyatnya sejahtera
Yang lebih takut bahaya maksiat daripada lenyapnya pangkat dan kekayaan
Ya ALLAH, dengan kasih sayang-Mu Engkau kirimkan kepada kami dai penyeru iman
Kepada nenek moyang kami penyembah berhala
Dari jauh mereka datang kerana cinta mereka kepada dakwah
Berikan kami kesempatan dan kekuatan, keikhlasan dan kesabaran
Untuk menyambung risalah suci dan mulia ini
Kepada generasi berikut kami
Jangan jadikan kami pengkhianat yang memutuskan mata rantai kesinambungan ini
Dengan sikap malas dan enggan berdakwah
Kerana takut rugi dunia dan dibenci bangsa
KH Rahmat Abdullah
Divine Destiny And Man's Free Will
O soul!
If you long for the life of this world and flee death, know certainly that the conditions you suppose to be life are only the minute in which you are. All the time previous to the present minute and the things of the world within that time are dead in the present minute. And all the time subsequent to the present minute and all it contains is non-existent in it, and nothing.
That means the physical life on which you rely is only one minute. Some of the learned, even, said it was a tenth of a minute, rather, the passing instant. Thus, it is due to this mystery that certain saints stated that with regard to this world, this world is non-existent.
So, since it is thus, give up the physical life of the soul. Rise to the level of life of the heart, spirit, and inner faculties; see what a broad sphere of life they have. For them, the past and the future, which for you are dead, are Living; they are existent and full of life. O my soul! Like my heart, you too weep and cry out and say:
I am ephemeral; I do not want another who is thus.
I am impotent; I do not want another who is thus.
I have surrendered my spirit to the Most Merciful; I do not want another.
I want another, but let him be an eternal friend.
I am a mere atom, but I desire an Everlasting Sun.
I am nothing, yet I wish for these beings, all of them.
I am ephemeral; I do not want another who is thus.
I am impotent; I do not want another who is thus.
I have surrendered my spirit to the Most Merciful; I do not want another.
I want another, but let him be an eternal friend.
I am a mere atom, but I desire an Everlasting Sun.
I am nothing, yet I wish for these beings, all of them.
Monday, 21 May 2007
SINCERITY AND BROTHERHOOD
God Almighty, in His perfect generosity, compassion and justice, has placed within every good deed an immediate reward, and within every evil deed an immediate punishment. He has placed within good deeds spiritual pleasures that anticipate the reward of the hereafter, and within wicked deeds torments that are a foretaste of the punishment of the hereafter.
For example, love among the believers is counted as a beautiful and virtuous deed for the people of faith. There is contained within that virtuous deed a pleasure, joy and expansion of the heart that are related to the more substantial reward of the hereafter. Anyone who examines his own heart can experience this pleasure. Similarly, hostility and enmity among the believers constitute a wicked deed that causes their magnanimous spirits to feel a moral torment and their hearts to be stifled in distress.
Friday, 18 May 2007
NILAI DIRI
Berkata Utbah bin Ghazwan dalam satu khutbahnya :
“Sungguh kulihat diriku salah seorang dari tujuh orang sahabat bersama Rasulullah SAW, tidak ada makanan pada kami kecuali dedaunan pohon, sehingga bengkak kerongkong kami. Kutemukan sehelai jubah, kubelah dua dengan Saad bin Malik, sebahagiannya kupakai dan sebahagian lagi dipakai Saad. Hari ini setiap kami - tanpa kecuali - telah menjadi amir (gabenor) di kota-kota besar.
Aku berlindung kepada ALLAH agar tidak menjadi besar dalam pandangan sendiri dan kecil dalam pandangan ALLAH”
“Sungguh kulihat diriku salah seorang dari tujuh orang sahabat bersama Rasulullah SAW, tidak ada makanan pada kami kecuali dedaunan pohon, sehingga bengkak kerongkong kami. Kutemukan sehelai jubah, kubelah dua dengan Saad bin Malik, sebahagiannya kupakai dan sebahagian lagi dipakai Saad. Hari ini setiap kami - tanpa kecuali - telah menjadi amir (gabenor) di kota-kota besar.
Aku berlindung kepada ALLAH agar tidak menjadi besar dalam pandangan sendiri dan kecil dalam pandangan ALLAH”
Thursday, 17 May 2007
TARBIYAH DIRI
Seseorang pernah bertanya Hasan Al-Basri , "Siapa yang mendidikmu memiliki peribadi seperti ini?"
Hasan Al-Basri menjawab, "Diriku sendiri."
Tanya orang itu lagi, "Bagaimana boleh seperti itu?"
Hasan Al-Basri berkata, "Jika aku melihat keburukan pada orang lain, aku berusaha menghindarinya. Jika aku melihat kebaikan pada orang lain, aku berusaha mengikutinya. Dengan cara itulah aku mendidik diriku sendiri."
DUNIA YANG FANA
Wahai hati..
Dunia laksana bunga yang keindahannya segera sirna,
Ia juga laksana embun pagi yang cepat lupus,
Dunia ini,
Kebahagian bercampur kesedihan,
Kesihatan disertai kesakitan,
Yang halal akan dipertangungjawabkan,
Yang haram akhirnya di neraka,
Cahaya di dunia diikuti kegelapan,
Kenikmatan nafsu lazimnya disertai dosa.
Dunia ini,
Tempat bertemu yang hujungnya perpisahan,
Keindahannya tidak lebih sekadar penampilan,
Kenikmatan hidup di dalamnya berbaur dengan keruhnya kemaksiatan,
Kemakmuran di dalamnya berakhir dengan kemiskinan,
kekuasaan di dunia cepat runtuh atas racun nafsu yang mematikan,
Akhirnya, pesona dunia tidak lebih dari fatamorgana.
Dan Akhirat itulah yang kekal
Wednesday, 16 May 2007
Tuesday, 15 May 2007
HATI YANG LEMBUT (SIRI AKHIR)
Saudaraku Fillah
Separah-parah penyakit ialah penyakit kerasnya hati. Antara sebab utama yang menyebabkan hati itu keras dan mati selepas sebab jahilnya tentang Allah ialah apabila tertarik hatinya kepada dunia. Ia lebih mengagongkan dunia dan banyak masanya dihabiskan untuk dunia.
Ketika seorang hamba mula sibuk dengan mengumpulkan hartanya dan dalam berjual beli serta sibuk dengan fitnah-fitnah dunia (yang tidak ada nilai dan penuh dugaan yang memperdaya dan menyesatkan) maka akan lebih cepatlah hatinya menjadi keras.
Oleh itu, sekiranya seseorang manusia itu hendak mencari habuannya di dunia ini hendaklah ia mengambilnya secara sederhana. Sesungguhnya Deenul Islam bukanlah agama rahib yang mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah SWT. Islam juga tidak memisahkan antara kita dengan harta benda yang baik dan hasanat, tetapi berpada-padalah...
Hamba Allah yang taat akan mengambilnya secara yang patut. Sentiasa redza atas apa yang dikurniakan oleh Allah SWT. Nikmat itu akan menjadi mudah untuk datang kepadanya apabila ia perolehi, ia memuji Allah dengan kalimah syukur. Dengan itu Allah SWT akan mempercepatkan keberkatan padanya dan akan menjauhkan dirinya daripada hati yang mati.
Sungguh bahawa sebesar-besar sebab yang menyebabkan kerasnya hati ialah terpalingnya hati kepada dunia. Kamu akan mendapati orang-orang yang berhati keras selalunya terdiri daripada manusia yang sudah terpedaya dengan dunia. Sanggup menjual agama kerana kepentingan dunia yang sedikit. Kamu akan melihat mereka mengorbankan waktu solat mereka untuk tujuan duniawi. Mereka tidak malu dalam melakukan maksiat dan dosa-dosa besar atas sebab dunia mereka.
Oleh sebab sukanya mereka kepada dunia maka masuklah dunia itu dalam hati mereka. Dunia ini sifatnya bercabang-cabang. Sekiranya seseorang itu sedar hakikat ini maka lisannya akan bergetar dengan mengatakan kepada Tuhannya, “Wahai Tuhanku, selamatkan aku daripada fitnah dunia ini”.
Sesungguhnya dunia itu banyak cabangnya. Apabila terpesong hati daripada satu cabang akan terpanggil pula untuk ia menjadi hamba cabang yang seterusnya. Kemudian terpanggil lagi kepada cabang yang selepasnya. Sehinggalah ia menjadi jauh daripada Allah SWT. Ketika itu akan jatuhlah kedudukannya dari sisi Allah dan Allah tidak akan memperdulikannya lagi, dimana pun jurang yang dia berada didalamnya.
Itulah seorang hamba yang melupakan Tuhannya dan dia menuju kepada dunia dengan merasakan ketinggiannya. Sebenarnya dia telah mengagongkan sesuatu yang tidak berhak untuk diagongkan. Dia meremehkan sesuatu yang sepatutnya diagongkan, iaitu Allah SWT. Akibat dari perbuatannya, balasannya adalah dari seburuk-buruk akibat yang ada.
Selain itu, sebab lain yang menyebabkan hati menjadi keras ialah duduk dan berada bersama-sama orang yang fasik. Bergaul dengan manusia yang sesiapa yang bersahabat dengan mereka tidak ada kebaikan padanya.
Sekiranya dia berkawan dengan sahabat yang soleh maka hatinya akan menjadi lembut dengan izin Allah SWT. Apabila dia di dalam majlis insan-insan yang soleh, akan datanglah kelembutan padanya – samada ia mahu atau tidak. Kelembutan itu akan datang membersihkan kehitaman yang ada dalam hatinya. Ia keluar dari majlis itu sebagai manusia soleh pada dirinya dan muslih kepada orang lain. Ia menjadikan akhirat sebagai matlamatnya.
Oleh itu sekiranya seseorang itu bergaul dengan kawan-kawan yang tidak baik, ia hendaklah berwaspada dan berhati-hati. Pergaulan tersebut hanyalah sekadar keperluan sahaja atau dalam niat memperbaiki mereka. Ini adalah untuk keselamatan deennya. Modal kita dalam kehidupan di dunia hanyalah pada Deenul Islam.
Wahai Tuhan kami, kami berdoa dengan namaMu yang baik (asmaul husna) dan sifatMu yang tinggi – agar Engkau memberikan kepada kami hati yang lembut. Hati yang khusyuk dalam mengingatiMu dan bersyukur atas nikmatMu.
Wahai Tuhan kami, kami memohon daripadaMu hati yang tenang dengan mengingatiMu. Kami memohon lisan yang sentiasa bergetar meluahkan kalimah syukur padaMu.
Wahai Tuhan kami, kami memohon kepadaMu iman yang sempurna, keyakinan yang benar, hati yang khusyuk, ilmu yang bermanfaat dan amalan soleh yang maqbul disisiMu. Ya Karim!
Wahai Tuhan kami, kami mohon perlindunganMu dari fitnah, yang nampak ataupun yang tersembunyi. Maha Suci Tuhan dengan keizzahanMu dari apa yang disifatkan oleh orang-orang musyrikin. Salam ke atas para Rasul dan Segala Puji bagi Tuhan Sekalian Alam.
Amin.
Separah-parah penyakit ialah penyakit kerasnya hati. Antara sebab utama yang menyebabkan hati itu keras dan mati selepas sebab jahilnya tentang Allah ialah apabila tertarik hatinya kepada dunia. Ia lebih mengagongkan dunia dan banyak masanya dihabiskan untuk dunia.
Ketika seorang hamba mula sibuk dengan mengumpulkan hartanya dan dalam berjual beli serta sibuk dengan fitnah-fitnah dunia (yang tidak ada nilai dan penuh dugaan yang memperdaya dan menyesatkan) maka akan lebih cepatlah hatinya menjadi keras.
Oleh itu, sekiranya seseorang manusia itu hendak mencari habuannya di dunia ini hendaklah ia mengambilnya secara sederhana. Sesungguhnya Deenul Islam bukanlah agama rahib yang mengharamkan apa yang dihalalkan oleh Allah SWT. Islam juga tidak memisahkan antara kita dengan harta benda yang baik dan hasanat, tetapi berpada-padalah...
Hamba Allah yang taat akan mengambilnya secara yang patut. Sentiasa redza atas apa yang dikurniakan oleh Allah SWT. Nikmat itu akan menjadi mudah untuk datang kepadanya apabila ia perolehi, ia memuji Allah dengan kalimah syukur. Dengan itu Allah SWT akan mempercepatkan keberkatan padanya dan akan menjauhkan dirinya daripada hati yang mati.
Sungguh bahawa sebesar-besar sebab yang menyebabkan kerasnya hati ialah terpalingnya hati kepada dunia. Kamu akan mendapati orang-orang yang berhati keras selalunya terdiri daripada manusia yang sudah terpedaya dengan dunia. Sanggup menjual agama kerana kepentingan dunia yang sedikit. Kamu akan melihat mereka mengorbankan waktu solat mereka untuk tujuan duniawi. Mereka tidak malu dalam melakukan maksiat dan dosa-dosa besar atas sebab dunia mereka.
Oleh sebab sukanya mereka kepada dunia maka masuklah dunia itu dalam hati mereka. Dunia ini sifatnya bercabang-cabang. Sekiranya seseorang itu sedar hakikat ini maka lisannya akan bergetar dengan mengatakan kepada Tuhannya, “Wahai Tuhanku, selamatkan aku daripada fitnah dunia ini”.
Sesungguhnya dunia itu banyak cabangnya. Apabila terpesong hati daripada satu cabang akan terpanggil pula untuk ia menjadi hamba cabang yang seterusnya. Kemudian terpanggil lagi kepada cabang yang selepasnya. Sehinggalah ia menjadi jauh daripada Allah SWT. Ketika itu akan jatuhlah kedudukannya dari sisi Allah dan Allah tidak akan memperdulikannya lagi, dimana pun jurang yang dia berada didalamnya.
Itulah seorang hamba yang melupakan Tuhannya dan dia menuju kepada dunia dengan merasakan ketinggiannya. Sebenarnya dia telah mengagongkan sesuatu yang tidak berhak untuk diagongkan. Dia meremehkan sesuatu yang sepatutnya diagongkan, iaitu Allah SWT. Akibat dari perbuatannya, balasannya adalah dari seburuk-buruk akibat yang ada.
Selain itu, sebab lain yang menyebabkan hati menjadi keras ialah duduk dan berada bersama-sama orang yang fasik. Bergaul dengan manusia yang sesiapa yang bersahabat dengan mereka tidak ada kebaikan padanya.
Sekiranya dia berkawan dengan sahabat yang soleh maka hatinya akan menjadi lembut dengan izin Allah SWT. Apabila dia di dalam majlis insan-insan yang soleh, akan datanglah kelembutan padanya – samada ia mahu atau tidak. Kelembutan itu akan datang membersihkan kehitaman yang ada dalam hatinya. Ia keluar dari majlis itu sebagai manusia soleh pada dirinya dan muslih kepada orang lain. Ia menjadikan akhirat sebagai matlamatnya.
Oleh itu sekiranya seseorang itu bergaul dengan kawan-kawan yang tidak baik, ia hendaklah berwaspada dan berhati-hati. Pergaulan tersebut hanyalah sekadar keperluan sahaja atau dalam niat memperbaiki mereka. Ini adalah untuk keselamatan deennya. Modal kita dalam kehidupan di dunia hanyalah pada Deenul Islam.
Wahai Tuhan kami, kami berdoa dengan namaMu yang baik (asmaul husna) dan sifatMu yang tinggi – agar Engkau memberikan kepada kami hati yang lembut. Hati yang khusyuk dalam mengingatiMu dan bersyukur atas nikmatMu.
Wahai Tuhan kami, kami memohon daripadaMu hati yang tenang dengan mengingatiMu. Kami memohon lisan yang sentiasa bergetar meluahkan kalimah syukur padaMu.
Wahai Tuhan kami, kami memohon kepadaMu iman yang sempurna, keyakinan yang benar, hati yang khusyuk, ilmu yang bermanfaat dan amalan soleh yang maqbul disisiMu. Ya Karim!
Wahai Tuhan kami, kami mohon perlindunganMu dari fitnah, yang nampak ataupun yang tersembunyi. Maha Suci Tuhan dengan keizzahanMu dari apa yang disifatkan oleh orang-orang musyrikin. Salam ke atas para Rasul dan Segala Puji bagi Tuhan Sekalian Alam.
Amin.
Monday, 14 May 2007
Bingkisan Buat Sahabatku
Sahabat,
Mohon maaf sejuta, jika dalam pembicaraanku ini bisa menyentuh rasa, menyentuh jiwa murni mu yang kesunyian. Aku tahu siapalah aku ini yang berbicara dihadapanmu. Tapi aku rasa perlu dan terdesak untuk memberitahu khusus kepada mu tentang berita ini, semoga kau mengerti…
Sahabat,
Izinkan aku bertanya… Apakah tujuan kita di sini? Apakah tujuan kita dihidupkan? Apakah tujuan hidup kita? Kemanakah hidup kita selepas ini? Apakah kesudahannya?
Sahabat,
Kutitipkan bingkisan ini, khusus buat mu agar kau mengerti… Betapa kita semua akan MATI… Bila tiba saat dan tibanya nanti…
Sahabat,
Mohon maaf sekali lagi jika persoalan ini, dapat menyentuh sudut hati mu yang sunyi…
Sahabat,
Aku ingat kepada pesan Allah, surat Adz-dzariyaat ayat 56, "Tidak AKU jadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka memperhambakan diri kepada-KU."
Apakah kau juga ingat pesan ini, sahabat? Apakah kau juga tahu sebagaimana aku tahu? Ya…! Betapa pesan dari "Yang Maha Agong" tidak dapat kita mungkiri.
Yang kita perlukan hanyalah kita taat dan patuh padaNya… kerana kita sendiri dijadikan oleh-NYA… dan kita akan kembali kepada-NYA… Bila? Hanya DIA jua yang mengetahuinya…
Sahabat,
Aku rasa… dan aku yakin bahawa tujuan kita… kehidupan kita… dan kesudahan seluruhnya hanya kepada-NYA, "Yang Maha Pencipta."
Jadi… aku mohon kepadamu, sahabat… Jika engkau menganggap ini sebagai satu permohonan. Dan, aku meminta kepadamu, sahabat… Jika boleh engkau anggap ini sebagai permintaan Fahamilah bahawa…
Dari ALLAH kita datang… dan hanya kepada-NYA kita akan kembali…
Dari itu, bersiaplah…
Bersiaplah dari sekarang…
Dengan bekalmu yang secukupnya, kerana hari itu tidak bernilai lagi wang, emas dan harta benda, tidak berharga keluarga, dan sanak-saudara, tidak bermakna sahabat-handai taulan, Melainkan mereka yang datang mengadap ALLAH SWT dengan amal saleh, taqwa, dan iman penuh di dada. Hanya mereka yang akan beroleh bahagia… Hidup Kekal Selamanya Di Syurga…
Sahabat,
Semoga kita jua…
Dapat bersama seperti mereka… Insya Allah!
Penulis : Anisa Riyanti
Mohon maaf sejuta, jika dalam pembicaraanku ini bisa menyentuh rasa, menyentuh jiwa murni mu yang kesunyian. Aku tahu siapalah aku ini yang berbicara dihadapanmu. Tapi aku rasa perlu dan terdesak untuk memberitahu khusus kepada mu tentang berita ini, semoga kau mengerti…
Sahabat,
Izinkan aku bertanya… Apakah tujuan kita di sini? Apakah tujuan kita dihidupkan? Apakah tujuan hidup kita? Kemanakah hidup kita selepas ini? Apakah kesudahannya?
Sahabat,
Kutitipkan bingkisan ini, khusus buat mu agar kau mengerti… Betapa kita semua akan MATI… Bila tiba saat dan tibanya nanti…
Sahabat,
Mohon maaf sekali lagi jika persoalan ini, dapat menyentuh sudut hati mu yang sunyi…
Sahabat,
Aku ingat kepada pesan Allah, surat Adz-dzariyaat ayat 56, "Tidak AKU jadikan jin dan manusia melainkan supaya mereka memperhambakan diri kepada-KU."
Apakah kau juga ingat pesan ini, sahabat? Apakah kau juga tahu sebagaimana aku tahu? Ya…! Betapa pesan dari "Yang Maha Agong" tidak dapat kita mungkiri.
Yang kita perlukan hanyalah kita taat dan patuh padaNya… kerana kita sendiri dijadikan oleh-NYA… dan kita akan kembali kepada-NYA… Bila? Hanya DIA jua yang mengetahuinya…
Sahabat,
Aku rasa… dan aku yakin bahawa tujuan kita… kehidupan kita… dan kesudahan seluruhnya hanya kepada-NYA, "Yang Maha Pencipta."
Jadi… aku mohon kepadamu, sahabat… Jika engkau menganggap ini sebagai satu permohonan. Dan, aku meminta kepadamu, sahabat… Jika boleh engkau anggap ini sebagai permintaan Fahamilah bahawa…
Dari ALLAH kita datang… dan hanya kepada-NYA kita akan kembali…
Dari itu, bersiaplah…
Bersiaplah dari sekarang…
Dengan bekalmu yang secukupnya, kerana hari itu tidak bernilai lagi wang, emas dan harta benda, tidak berharga keluarga, dan sanak-saudara, tidak bermakna sahabat-handai taulan, Melainkan mereka yang datang mengadap ALLAH SWT dengan amal saleh, taqwa, dan iman penuh di dada. Hanya mereka yang akan beroleh bahagia… Hidup Kekal Selamanya Di Syurga…
Sahabat,
Semoga kita jua…
Dapat bersama seperti mereka… Insya Allah!
Penulis : Anisa Riyanti
HAKIKAT KEHIDUPAN
Aku telah hidup di bawah bayangan al-Quran dan di sana aku melihat alam al-wujud ini adalah jauh lebih besar dari saiznya yang lahir yang dapat dilihat itu. Ia lebih besar dari segi hakikatnya dan dari segi bilangan aspek-aspeknya. Ia mencakup alam ghaib dan alam syahadah kedua-dua sekali, bukannya alam syahadah sahaja. Ia merangkumi dunia dan Akhirat kedua-duanya sekali bukannya dunia ini sahaja.
Dan kewujudan manusia adalah bersinambungan di lorong-lorong zaman yang amat jauh itu. Maut bukannya penghabisan perjalanan hidup manusia, malah ia merupakan suatu peringkat perjalanan di tengah jalan. Segala sesuatu yang dicapai oleh seseorang di dunia ini bukanlah merupakan seluruh habuannya, malah hanya merupakan sebahagian dari habuannya sahaja.
Segala balasan yang terluput di dunia ini tidak akan terluput di Akhirat nanti. Di sana balasan tidak akan mengalami penganiayaan, pengurangan dan kesesiaan. Peringkat perjalanan yang dilalui manusia di bumi ini merupakan peringkat perjalanan di sebuah alam hidup yang lumrah, sebuah alam sahabat yang mesra dan sebuah alam yang mempunyai roh yang sentiasa menerima, menyambut dan ia bertawajjuh kepada Allah Pencipta Yang Maha Esa, sebagaimana roh orang yang beriman bertawajjuh kepada-Nya dengan penuh khusyu’.
“Hanya kepada Allah jua sujudnya sekalian penghuni langit dan bumi sama ada dengan sukarela atau terpaksa dan bayang bayang mereka (juga turut sujud) di waktu pagi dan petang.” (Surah ar-Ra’d 15.)
“Langit yang tujuh dan bumi serta sekalian penghuninya sentiasa bertasbih kepada Allah dan tiada suatu kejadian pun melainkan seluruhnya bertasbih memuji Allah.” (Surah al-Isra’ 44)
Manakah kerehatan, keselesaan, kemesraan dan kepercayaan (yang lebih besar) dari kerehatan, keselesaan kemesraan dan kepercayaan, yang dicurahkan ke dalam hati kita oleh kefahaman yang syumul, sempurna, luas dan betul ini?
“Hanya kepada Allah jua sujudnya sekalian penghuni langit dan bumi sama ada dengan sukarela atau terpaksa dan bayang bayang mereka (juga turut sujud) di waktu pagi dan petang.” (Surah ar-Ra’d 15.)
“Langit yang tujuh dan bumi serta sekalian penghuninya sentiasa bertasbih kepada Allah dan tiada suatu kejadian pun melainkan seluruhnya bertasbih memuji Allah.” (Surah al-Isra’ 44)
Manakah kerehatan, keselesaan, kemesraan dan kepercayaan (yang lebih besar) dari kerehatan, keselesaan kemesraan dan kepercayaan, yang dicurahkan ke dalam hati kita oleh kefahaman yang syumul, sempurna, luas dan betul ini?
AsSyahid Sayyid Qutb
HATI YANG LEMBUT (6)
3. Mengingati akhirat
Asbab seterusnya yang menyebabkan mudahnya hati itu menjadi lembut ialah mengingati akhirat, iaitu seorang hamba mengingati bahawa ia pasti akan kembali kepada Allah SWT. Ia mengingati bahawa pada setiap permulaan itu pasti ada akhirnya. Sesungguhnya apa yang ada selepas dunia ini adalah kehidupan, samada kehidupan itu di Syurga ataupun di neraka.
Sekiranya seseorang insan itu telah merasai hakikat kenyataan ini,maka sesungguhnya kehidupan ini adalah sesuatu yang cukup kerdil. Setiap kenikmatan yang ada akan binasa. Ia akan merasakan bahawa kehidupan dunia tiada apa yang istimewa padanya. Dia kini menuju kepada Tuhannya, dengan pergantungan yang sebenar-benarnya. Ketika itulah hati itu menjadi lembut.
Oleh yang demikian, apabila sesiapa melihat kubur dan melihat keadaan ahlinya maka akan tertunduklah hatinya. Hatinya akan menjadi hati yang paling bersih. Jauh daripada menjadi keras dan daripada ghurur (terpedaya).
Oleh itu kamu akan mendapati seseorang insan yang melazimkan dirinya menziarahi kubur, berfikir dan merenung serta tadabbur maka akan terbayang padanya kepada ibubapanya dan kaum keluarganya, saudara lelaki dan perempuannya, para sahabat dan yang dikasihinya, saudara seperjuangan dan rakan-rakan yang lain bahawa tempat kembali mereka adalah di dalam kubur. Dia merasakan bahawa seketika lagi ia pasti akan mengikuti mereka. Mereka merupakan jiran antara satu sama lain tetapi telahpun terputus daripada mereka peluang ziarah menziarahi, walaupun kubur mereka berdekatan.
Sekiranya seseorang hamba itu mengingati tempat kembalinya sebagaimana disuruh oleh Rasulullah saw maka hati itu akan menjadi lembut. Apabila seseorang hamba telah berdiri di jurang perkuburan, bilamana ia melihat kubur itu di gali maka jiwanya akan berkata: ‘kalaulah manusia yang disemadikan itu adalah aku’. Apabila ia berdiri di tepi liang tersebut dan dia melihat manusia diletakkan didalamnya maka dia bertanya kepada dirinya, ‘apakah aku akan disemadikan sebagai manusia yang mentaati Allah SWT ataupun sebagai orang yang memaksiati Allah SWT? Adakah pengakhiranku di syurga atau dalam neraka?’
Sesungguhnya Dialah Allah Yang Maha mengetahui tentang keadaan mereka. Dialah Hakim Yang Maha Adil yang akan menentukan hukum keatas hambaNya. Tidaklah seseorang hamba yang memahami perkara ini dan terngiang-ngiang di dalam jiwanya renungan ini melainkan akan bergegarlah hatinya kerana takutkan Allah. Akan lembutlah hatinya. Dengan itu ia akan menuju kepada Allah SWT dengan penuh keikhlasan dan penyerahan yang jitu.
Asbab seterusnya yang menyebabkan mudahnya hati itu menjadi lembut ialah mengingati akhirat, iaitu seorang hamba mengingati bahawa ia pasti akan kembali kepada Allah SWT. Ia mengingati bahawa pada setiap permulaan itu pasti ada akhirnya. Sesungguhnya apa yang ada selepas dunia ini adalah kehidupan, samada kehidupan itu di Syurga ataupun di neraka.
Sekiranya seseorang insan itu telah merasai hakikat kenyataan ini,maka sesungguhnya kehidupan ini adalah sesuatu yang cukup kerdil. Setiap kenikmatan yang ada akan binasa. Ia akan merasakan bahawa kehidupan dunia tiada apa yang istimewa padanya. Dia kini menuju kepada Tuhannya, dengan pergantungan yang sebenar-benarnya. Ketika itulah hati itu menjadi lembut.
Oleh yang demikian, apabila sesiapa melihat kubur dan melihat keadaan ahlinya maka akan tertunduklah hatinya. Hatinya akan menjadi hati yang paling bersih. Jauh daripada menjadi keras dan daripada ghurur (terpedaya).
Oleh itu kamu akan mendapati seseorang insan yang melazimkan dirinya menziarahi kubur, berfikir dan merenung serta tadabbur maka akan terbayang padanya kepada ibubapanya dan kaum keluarganya, saudara lelaki dan perempuannya, para sahabat dan yang dikasihinya, saudara seperjuangan dan rakan-rakan yang lain bahawa tempat kembali mereka adalah di dalam kubur. Dia merasakan bahawa seketika lagi ia pasti akan mengikuti mereka. Mereka merupakan jiran antara satu sama lain tetapi telahpun terputus daripada mereka peluang ziarah menziarahi, walaupun kubur mereka berdekatan.
Sekiranya seseorang hamba itu mengingati tempat kembalinya sebagaimana disuruh oleh Rasulullah saw maka hati itu akan menjadi lembut. Apabila seseorang hamba telah berdiri di jurang perkuburan, bilamana ia melihat kubur itu di gali maka jiwanya akan berkata: ‘kalaulah manusia yang disemadikan itu adalah aku’. Apabila ia berdiri di tepi liang tersebut dan dia melihat manusia diletakkan didalamnya maka dia bertanya kepada dirinya, ‘apakah aku akan disemadikan sebagai manusia yang mentaati Allah SWT ataupun sebagai orang yang memaksiati Allah SWT? Adakah pengakhiranku di syurga atau dalam neraka?’
Sesungguhnya Dialah Allah Yang Maha mengetahui tentang keadaan mereka. Dialah Hakim Yang Maha Adil yang akan menentukan hukum keatas hambaNya. Tidaklah seseorang hamba yang memahami perkara ini dan terngiang-ngiang di dalam jiwanya renungan ini melainkan akan bergegarlah hatinya kerana takutkan Allah. Akan lembutlah hatinya. Dengan itu ia akan menuju kepada Allah SWT dengan penuh keikhlasan dan penyerahan yang jitu.
IDEA YANG BERNAS
Pada peperangan Qodisiyah, perang antara tentara pasukan Farsi, yang terjadi di Iraq pada masa pemerintahan Sayyidina Omar bin AlKhattab, Qaqa ibn Amr terus berfikir untuk menaklukkan pasukan bergajah yang menjadi tonggak pasukan farsi. Akhirnya Qaqa mendapatk suatu idea, untuk membuat patung gajah, agar kuda-kuda milik kaum Muslimin terbiasa melihat gajah sehingga ketika kuda-kuda itu berhadapan dengan gajah-gajah yang sebenarnya, tidak takut menghadapinya.
Ternyata idea Qaqa ini menghasilkan buah. Pada perang Qodisiyah tentara kaum Muslimin berhasil menakluki tentara Farsi yang menggunakan pasukan bergajahnya.
Khalifah Omar bin Alkhattab pernah berkata, “Tidak akan terkalahkan kaum muslimin selama di sana ada Qaqa bin Amr”
Saturday, 12 May 2007
KLIK TARBAWI
Klik dgn jari
Terpampang pelbagai
Di depan mata
Hati yang bersih
Memilih yang baik
Menghindar yang buruk
Klik dengan jari
Merenung bahan tarbawi
Tatapilah dengan hati
Fikirlah dengan akal
Hubungkan hati dengan Ilahi
Jalinkan jiwa dengan Ukhrawi
Klik dengan jari
Soalnya bukan jumlah yang dibaca
Bukan lama bersengkang mata
Bukan indah dalam bicara
Bukan kreatif laman berwarna
Bukan ramai tumpuan pembaca
Soalnya
Terletak pada hati
Bukan sekadar fikiran
Bukan semata kepuasan
Bukan sekumit hiburan
Klik dengan jari
Betulkan Niat Di hati
Layari kebersamaan Maha Pemerhati
Menghayati bahan Tarbawi
Menyongsong Hidup Penuh Bererti
Menuju nikmat ukhrawi
Mengejar redza Ilahi
Terpampang pelbagai
Di depan mata
Hati yang bersih
Memilih yang baik
Menghindar yang buruk
Klik dengan jari
Merenung bahan tarbawi
Tatapilah dengan hati
Fikirlah dengan akal
Hubungkan hati dengan Ilahi
Jalinkan jiwa dengan Ukhrawi
Klik dengan jari
Soalnya bukan jumlah yang dibaca
Bukan lama bersengkang mata
Bukan indah dalam bicara
Bukan kreatif laman berwarna
Bukan ramai tumpuan pembaca
Soalnya
Terletak pada hati
Bukan sekadar fikiran
Bukan semata kepuasan
Bukan sekumit hiburan
Klik dengan jari
Betulkan Niat Di hati
Layari kebersamaan Maha Pemerhati
Menghayati bahan Tarbawi
Menyongsong Hidup Penuh Bererti
Menuju nikmat ukhrawi
Mengejar redza Ilahi
HATI YANG LEMBUT (5)
2. Mendekati Al Quran
Asbab kedua yang memberikan rasa kehambaan kepada hati dan melembutkannya ialah membaca dan berfikir tentang ayat-ayat AlQuran. Ianya membantu hati seseorang insan menjadi lembut di sisi Rabbnya, melihat kepada jalan yang membawa kebahagiaan dan kebenaran.
Allah SWT berfirman yang bermaksud:
Asbab kedua yang memberikan rasa kehambaan kepada hati dan melembutkannya ialah membaca dan berfikir tentang ayat-ayat AlQuran. Ianya membantu hati seseorang insan menjadi lembut di sisi Rabbnya, melihat kepada jalan yang membawa kebahagiaan dan kebenaran.
Allah SWT berfirman yang bermaksud:
"Alif, Laam, Raa'. Inilah sebuah Kitab yang ayat-ayatnya disusun rapi. Dengan tetap teguh, kemudian dijelaskan pula kandungannya secara terperinci. (Susunan dan penjelasan itu) adalah diturunkan dari sisi Allah Yang Maha Bijaksana, lagi Maha mendalam pengetahuanNya".[ Surah Hud : 1]
Apabila seseorang hamba membaca AlQuran dan ketika itu ia menghadirkan hatinya, berfikir dan merenungnya, kamu akan melihat titisan air luruh dari matanya. Hatinya penuh khusyuk dan jiwanya bergetar dengan keimanan yang sedalam-dalamnya. Ia merasakan ingin bertemu dengan Allah SWT. Hati itu akan menjadi subur bersama-sama ayat-ayat Allah. Menjadi segar dengan kebenaran, kecintaan dan ketaaatan kepada Ilahi.
Apabila seseorang hamba itu membaca AlQuran dan mendengar ayat-ayat Ar-Rahman, kamu akan mendapatinya hatinya penuh kelembutan. Akan meremanglah hatinya serta kulitnya kerana takutkan Allah. Itulah hidayah daripada Allah yang diberikan kepada sesiapa sahaja yang Ia kehendaki. Barangsiapa yang disesatkanNya maka tidak ada baginya sebarang petunjuk.
Sesungguhnya AlQuran itu penuh kehebatan. Ada di kalangan para sahabat apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat AlQuran maka berubahlah hidup mereka. Berubah dari penyembahan berhala kepada keimanan. Daripada kesyirikan kepada menyembah Allah Tuhan yang satu, walaupun dengan satu ayat yang ‘simple’.
Sesungguhnya AlQuran ini adalah peringatan dari Tuhan Sekalian alam, tidak ada yang selainnya. Apabila seseorang hamba membacanya, dengan izin Allah SWT akan dibukakan baginya pintu hidayah. Allah SWT berfirman yang bermaksud:
"Dan Demi sesungguhnya! Kami telah mudahkan Al-Quran untuk menjadi peringatan dan pengajaran, maka Adakah sesiapa Yang mahu mengambil peringatan dan pelajaran (daripadanya)?"[AlQamar: 17]
Adakah di sana, sesiapa yang mahukan peringatan... Adakah di sana sesiapa yang mahukan amaran yang lengkap dan peringatan yang tinggi selain Al Quran. Itulah kitab yang ada di tangan kita dan akan terus kekal hingga ke hari Kiamat.
Saudaraku fillah ! Apabila hati itu telah merindui AlQuran dan menjadikannya sebagai teman sepanjang siang dan malam, maka hatinya akan lembut, penuh takut dan tunduk Allah SWT dengan izinNya.
Apabila seseorang hamba membaca AlQuran dan ketika itu ia menghadirkan hatinya, berfikir dan merenungnya, kamu akan melihat titisan air luruh dari matanya. Hatinya penuh khusyuk dan jiwanya bergetar dengan keimanan yang sedalam-dalamnya. Ia merasakan ingin bertemu dengan Allah SWT. Hati itu akan menjadi subur bersama-sama ayat-ayat Allah. Menjadi segar dengan kebenaran, kecintaan dan ketaaatan kepada Ilahi.
Apabila seseorang hamba itu membaca AlQuran dan mendengar ayat-ayat Ar-Rahman, kamu akan mendapatinya hatinya penuh kelembutan. Akan meremanglah hatinya serta kulitnya kerana takutkan Allah. Itulah hidayah daripada Allah yang diberikan kepada sesiapa sahaja yang Ia kehendaki. Barangsiapa yang disesatkanNya maka tidak ada baginya sebarang petunjuk.
Sesungguhnya AlQuran itu penuh kehebatan. Ada di kalangan para sahabat apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat AlQuran maka berubahlah hidup mereka. Berubah dari penyembahan berhala kepada keimanan. Daripada kesyirikan kepada menyembah Allah Tuhan yang satu, walaupun dengan satu ayat yang ‘simple’.
Sesungguhnya AlQuran ini adalah peringatan dari Tuhan Sekalian alam, tidak ada yang selainnya. Apabila seseorang hamba membacanya, dengan izin Allah SWT akan dibukakan baginya pintu hidayah. Allah SWT berfirman yang bermaksud:
"Dan Demi sesungguhnya! Kami telah mudahkan Al-Quran untuk menjadi peringatan dan pengajaran, maka Adakah sesiapa Yang mahu mengambil peringatan dan pelajaran (daripadanya)?"[AlQamar: 17]
Adakah di sana, sesiapa yang mahukan peringatan... Adakah di sana sesiapa yang mahukan amaran yang lengkap dan peringatan yang tinggi selain Al Quran. Itulah kitab yang ada di tangan kita dan akan terus kekal hingga ke hari Kiamat.
Saudaraku fillah ! Apabila hati itu telah merindui AlQuran dan menjadikannya sebagai teman sepanjang siang dan malam, maka hatinya akan lembut, penuh takut dan tunduk Allah SWT dengan izinNya.
Monday, 7 May 2007
Merantaulah
Orang pandai dan beradab tak kan diam di kampung halaman
Tinggalkan negerimu dan merantaulah ke negeri orang
Pergilah 'kan kau dapatkan pengganti dari kerabat dan teman
Berlelah-lelahlah, manisnya hidup terasa setelah lelah berjuang.
Aku melihat air yang diam menjadi rosak kerana diam tertahan
Jika mengalir menjadi jernih jika tidak dia 'kan keruh bergenang
Singa tak kan pernah memangsa jika tak tinggalkan sarang
Anak panah jika tidak tinggalkan busur tak kan kena sasaran
Jika saja matahari di orbitnya tak bergerak dan terus diam
Tentu manusia bosan padanya dan enggan memandang
Rembulan jika terus-menerus purnama sepanjang zaman
Orang-orang tak kan menunggu saat munculnya datang
Biji emas bagai tanah biasa sebelum digali dari tambang
Setelah diolah dan ditambang manusia ramai memperebutkan
Kayu gaharu tak ubahnya kayu biasa di dalam hutan
Jika dibawa ke kota berubah mahal jadi rebutan hartawan
Al-imam asy-Syafi'i
ABANDONMENT OF THE QURAN
Ibn Qayyim said:
There are various types of ‘abandonment’ of the Qur’aan:
1) To abandon listening to it and believing in it.
2) To abandon acting upon it, and ignoring its lawful and prohibited ordinances (Halaal and haraam), even if one believes in it and recites it.
3) To abandon judging by it, and resorting to it as a judge when there are differences in the essence of the religion or other matters.
4) To abandon pondering over it, and understanding it, and seeking the explanation of it.
5) To abandon using it as a cure in all types of diseases of the heart, and instead to seek to cure these diseases by other means.
Quoted in ‘An Introduction to the Sciences of the Qur’aan’ - Shaykh Yasir Qadhi
RINDU ITU PUN TERTEBUS
Ada seorang pemuda gagah yang turut berjihad bersama pasukan Islam. Selama perjalanan, pemuda itu tetap berpuasa di siang hari dan tidak lepas dari salat di malam hari. Bahkan dia juga melayani keperluan pasukan dan ikut berjaga-jaga bila semua tidur. Hingga sampailah pasukan itu sampai di perbatasan Romawi.
Menjelang pertempuran, pasukan Islam beristirehat di suatu tempat. Kerana letih pemuda itu tertidur. Namun tiba-tiba ia terjaga dan berseru, "Ah, alangkah rindunya aku pada Ainul Mardhiyah". Orang-orang yang mendengarnya kehairanan dan mengira pemuda itu menggigau.
"Siapakah Ainul Mardhiyah itu ?" tanya Abdul Wahid, seorang ulama pejuang, yang mengenal pemuda itu.
Pemuda itu kemudian berkata : Saya tertidur dan bermimpi bertemu seseorang. Orang itu berkata, "Pergilah kepada Ainul Mardhiyah". Lalu saya dibawa kesebuah taman yang dikelilingi sungai. Di tepi syurga itu banyak gadis-gadis yang lengkap perhiasannya. Dan ketika melihatku, tiba-tiba mereka berkata, "Itulah suami Ainul Mardhiyah".Saya memberi salam dan bertanya, "Adakah di antara kalian bernama Ainul Mardhiyah ?". Kami hanya pelayan-pelayannya. Kalau Tuan ingin bertemu, silakan jalan terus menyusuri sungai ini".
Akhirnya aku menyusuri sungai. Ternyata itu adalah sungai susu yang tidak berubah rasa dan warnanya. Hingga sampailah aku di tempat yang banyak berkerumun gadis-gadis cantik dan lengkap perhiasannya. " Inilah suami Ainul Mardhiyah", kata gadis-gadis itu berbisik-bisik.Tapi ketika aku bertanya yang mana Ainul Mardhiyah, aku mendapat jawaban yang sama.
Kali ini yang kutelusuri adalah sungai madu sampai ketemui lagi kerumunan gadis-gadis. Mereka ternyata lebih cantik hingga dapat melupakan kecantikan gadis-gadis sebelumnya. Lalu aku ditunjukkan sebuah khemah yang tersusun dari permata yang indah. Aku pun segera ke sana. Sungguh aku terkagum-kagum menyaksikan kecantikan gadis yang ada di kemah itu. Aku menyangka inilah Ainul Mardhiyah. Aku merasa sudah cukup puas bila gadis itu yang menjadi pendampingku. Tetapi lagi-lagi dugaanku salah.
Gadis itu malah memanggil seseorang yang ada di dalam kamar," Wahai Ainul Mardhiyah, inilah suamimu telah datang". Bergegas aku masuk ke kamar itu. Kulihat seorang gadis sedang duduk di atas tempat tidur emas, yang bertaburkan permata, berlian, dan yaqut. Aku hampir-hampir tidak dapat menahan diri."Marhaban wahai kekasihku, sudah hampir tiba kedatanganmu", kata gadis itu dengan senyum paling manis dan keteduhan matanya yang belum pernah kulihat. Sungguh, ingin sekali aku memeluknya."Sabar dulu, engkau belum sah menjadi suamiku. Sebab engkau masih hidup", kata Ainul Mardhiyah. "Tetapi insya Allah, engkau akan berbuka di sini".
Selesai menceritakan mimpinya, pemuda itu berlari menyongsong musuh. Sembilan orang tentera Romawi tewas di ujung pedangnya. Pada bilangan kesepuluh, dia tersenyum sepenuh bibirnya ketika syahid menjemputnya. Rindu itu pun tertebus.
Oase, Sabili no. 15, 10 Februari 1999
Sunday, 6 May 2007
اجلس بنا نؤمن ساعة
Setiap insan sentiasa terdedah kepada dua tarikan:
1. Tarikan keimanan, niat, kesungguhan dan kesedarannya terhadap tanggungjawab.
Dengan itu dia berada dalam amal soleh dan azam kebaikan.
2. Tarikan syaitan, menghiasi futurnya dan menghiasi cintanya kepada dunia.
2. Tarikan syaitan, menghiasi futurnya dan menghiasi cintanya kepada dunia.
Menyebabkan dia berada dalam kelalaian, malas, panjang angan-angan dan berlengah-lengah dalam mengerjakan kebaikan.
Oleh itu menjadi satu keperluan untuk kita
Oleh itu menjadi satu keperluan untuk kita
duduk bersama di dalam suasana tarbawi
untuk kita beriman seketika
(memperbaharui keimanan)
اجلس بنا نؤمن ساعة
اجلس بنا نؤمن ساعة
ANAK KUNCI FITRAH
Umat manusia yang diciptakan Allah ini tidak dapat dibuka pintu fitrah yang tertutup itu melainkan dengan anak-anak kunci dari ciptaan Allah itu dan penyakit-penyakitnya tidak boleh diubati melainkan dengan penawar yang dicipta oleh Allah S.W.T. Allah telah menyediakan di dalam sistem hidup yang diaturkan oleh-Nya itu anak-anak kunci untuk membuka segala pintu yang tertutup dan penawar untuk mengubatkan segala penyakit:
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an itu sesuatu yang menjadi rahmat kepada orang-orang yang beriman.” (Surah al-Isra :82 )
“Dan Kami turunkan dari al-Qur’an itu sesuatu yang menjadi rahmat kepada orang-orang yang beriman.” (Surah al-Isra :82 )
“Sesungguhnya aI-Qur’an ini memberi hidayat ke jalan yang amat lurus.” (Surah al-Isra: 9)
Tetapi malangnya umat manusia tidak mahu mengembalikan ibu kunci kepada tukang pembuatnya dan tidak mahu membawa orang sakit kepada penciptanya. Mereka tidak bertindak dalam urusan diri mereka, kemanusiaan mereka, kebahagian atau kecelakaan mereka seperti mereka bertindak dalam urusan mesin-mesin dan alat-alat murah yang digunakan mereka dalam keperluan-keperluan seharian mereka yang kecil.
Tetapi malangnya umat manusia tidak mahu mengembalikan ibu kunci kepada tukang pembuatnya dan tidak mahu membawa orang sakit kepada penciptanya. Mereka tidak bertindak dalam urusan diri mereka, kemanusiaan mereka, kebahagian atau kecelakaan mereka seperti mereka bertindak dalam urusan mesin-mesin dan alat-alat murah yang digunakan mereka dalam keperluan-keperluan seharian mereka yang kecil.
Mereka tahu jika mesin-mesin dan alat-alat itu rosak mereka akan memanggil mekanik kilang yang membuat mesin itu untuk memperbaikinya, tetapi mereka tidak menggunakan peraturan ini dalam usaha membetulkan manusia sendiri, iaitu dengan mengembalikan mereka kepada kilang yang mengeluarkan mereka dan tidak meminta petua dari Allah Pencipta yang telah mengadakan mesin-mesin manusia yang mengkagumkan ini, iaitu mesin manusia yang besar, mulia, halus dan seni, mesin yang tidak diketahui liku-liku dan pintu-pintunya melainkan oleh tukang yang membuatnya sendiri:
“Sesungguhnya Allah amat mengetahui segala isi hati. Apakah Allah yang telah menciptakan (kamu) tidak mengetahui (isi hati kamu), sedangkan Dialah Yang Maha Halus dan Maha Mendalam Ilmu-Nya” (Surah al-Mulk: 13 - 14)
Dari sinilah kecelakaan menimpa umat manusia yang sesat, umat manusia yang sengsara dan bingung, umat manusia yang tidak akan bertemu dengan petunjuk dan hidayat, kerehatan dan kebahagiaan melainkan apabila fitrah mereka (yang rosak itu) dikembalikan kepada Penciptanya yang Maha Besar, sebagaimana mesin-mesin yang murah itu dikembalikan kepada tukang-tukangnya yang arif.
“Sesungguhnya Allah amat mengetahui segala isi hati. Apakah Allah yang telah menciptakan (kamu) tidak mengetahui (isi hati kamu), sedangkan Dialah Yang Maha Halus dan Maha Mendalam Ilmu-Nya” (Surah al-Mulk: 13 - 14)
Dari sinilah kecelakaan menimpa umat manusia yang sesat, umat manusia yang sengsara dan bingung, umat manusia yang tidak akan bertemu dengan petunjuk dan hidayat, kerehatan dan kebahagiaan melainkan apabila fitrah mereka (yang rosak itu) dikembalikan kepada Penciptanya yang Maha Besar, sebagaimana mesin-mesin yang murah itu dikembalikan kepada tukang-tukangnya yang arif.
As Syahid Sayyid Qutb
ISTERI KEDUA
"Saudari akan menjadi isteriku yang kedua kerana aku telah berkahwin dengan isteriku yang pertama sebelum saudari. Aku amat mencintainya dan aku tidak sanggup untuk berpisah dengannya ": ucap Ustaz Mustafa Masyhur
Bakal zaujahnya bertanya, "Siapakah dia?".
Ustaz Mustafa menjawab, " Dia adalah Dakwah di jalan Allah. Diharap saudari jangan cemburu kepadanya ".
Bakal zaujahnya menjawab, "Dakwah tersebut adalah tuanku dan aku adalah khadamnya".
Thursday, 3 May 2007
HATI YANG KERAS
Allah SWT berfirman:"Kemudian setelah itu hati kalian menjadi keras." (Al Baqarah:74).
Al-Qurthubi berkata: Kata 'Qaswah' ertinya keras, kuat dan kering. Hati keras ialah hati yang tidak punya kemahuan untuk bertaubat dan tunduk kepada ayat-ayat Allah. (TafsirAl-Qurthubi 1/393)
Al-Qurthubi berkata: Kata 'Qaswah' ertinya keras, kuat dan kering. Hati keras ialah hati yang tidak punya kemahuan untuk bertaubat dan tunduk kepada ayat-ayat Allah. (TafsirAl-Qurthubi 1/393)
Ibnu Qayyim berkata: Seseorang tidak akan diberi hukuman yang lebih menyakitkan dari hukuman berbentuk hati keras dan jauh dari Allah. Dan, neraka diciptakan untuk melelehkan hati yang keras. Hati yang paling jauh dengan Allah ialah hati yang keras. Jika hati keras, mata pun kering (hingga tidak berupaya menangis). Hati menjadi keras disebabkan empat perkara yang melebihi hadnya iaitu:
1. Makan
2. Tidur
3. Bicara
4. Pergaulan
Jika badan sakit, maka makanan dan minuman tidak banyak bererti bagi seseorang. Hati juga begitu, jika hati sakit kerana syahwat, sebaik manapun nasihat tidak akan bermanfaat baginya. (Al-Fawaid, hal 138).
SIAPA KITA?
Firman Allah SWT:
"Hai manusia! apakah yang telah memperdayakan kamu (dengan berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu dan menyempurnakan kejadiaan kamu dan menjadikan (susunan tubuh) kamu seimbang dalam bentuk apa sahaja yang dikehendaki. Dialah yang menyusun tubuhmu.”- Surah al-Infithar: ayat 6-8.
“Wahai manusia! Siapakah kamu?”
Kamu ialah satu penciptaan Allah SWT dan satu tiupan suci dari sisi Allah SWT. Allah SWT menjadikan kamu dengan kekuasaan-Nya. Ditiup-Nya ke dalam diri kamu dengan ruh dari sisi-Nya. Dimuliakan kamu daripada seluruh makhluk-Nya yang lain. Seluruh malaikat telah sujud kepadamu. Allah SWT telah mengajar kepadamu segala sesuatu. Diletakkan di bahu kamu amanah, lantas kamu memikulnya. Dilimpahkan ke atas kamu nikmat-nikmat dari sisi-Nya baik yang zahir mahu pun batin. Dijadikan untuk kamu seluruh isi langit dan bumi. Dimuliakan kamu dengan setinggi-tinggi kemuliaan. Diciptakan kamu dengan sebaik-baik penciptaan. Dipersiapkan kamu dengan sesempurna persiapan. Diberikan kepadamu pendengaran, penglihatan dan hati. Dijelaskan kepadamu dengan dua jalan (yang buruk dan yang baik) dan ditunjukkan kepada kamu dua persimpangan. Dipermudahkan kepada kamu dalam membuat pilihan terhadap jalan-jalan itu. Dengan izin-Nya dan penciptaan-Nya, kamu dapat terapung di air dan terbang di udara bahkan dapat memecahkan atom-atom. Dengan fikiran dan kemampuan kamu, kamu dapat melampaui lapisan-lapisan awan dan langit (serta bumi).
Lantaran itu adakah lagi penciptaan dan kejadian yang lebih mulia, lebih suci dan lebih agung daripada penciptaan Rabbani ini?
Seterusnya hidup kamu yang singkat di dunia tidak akan terhenti setakat ini sahaja. Kamu akan dihidup dan dibangkitkan kembali. Kamu akan dihimpunkan semula. Kamu akan menempuh hidup baru dengan penuh kemuliaan di dalam satu negeri yang penuh dengan kenikmatan dan kebaikan, dengan syarat kamu mengerti rahsia kamu dijadikan dan seterusnya kamu beramal dengan penuh keikhlasan semata-mata kerana Allah SWT, al-Ma’bud, al-Khaliq.
Firman Allah SWT:
“Tidak Aku jadikan jin dan manusia malainkan untuk pengabdian kepada-Ku. Aku tidak mengkehendaki rezki sedikitpun daripada mereka dan Aku tidak mengkehendaki supaya mereka memberi Aku makan.”
- Surah az-Zariyat: ayat 56-57.
Kematian yang kamu bimbang dan takuti itu tidak lain melainkan hanyalah satu perpindahan dari hidup di dunia kepada kehidupan yang satu lagi.
Firman Allah SWT:
“Dan tiadalah kehidupan di dunia ini melainkan senda gurau dan mainan belaka. Dan sesungguhnya akhirat itulah sebenarnya kehidupan, jika mereka mengetahui.”- Surah al-Ankabut: ayat 64.
Jasad kamu tidak lain adalah seolah-olah satu sangkar dan jiwa kamu terkurung di dalamnya. Seolah-olah ia adalah satu pakaian terhadap jiwa kamu sehingga sampai kepada satu ketika di mana kamu menemui kematian. Semoga Allah S.W.T. merahmati orang-orang ‘Arif yang berkata:
Akulah burung dan inilah sangkarku (jasadku),
Bila ku terbang darinya, tinggallah ia terkatung-katung,
Pakaian adalah masa,
Kini ku merindui pulang,
Dapat ku bertemu Allah dengan sebenarnya,
Jangan kau kira maut itu adalah kesudahan,
Bahkan hanyalah dari sini (dunia) ke sana (akhirat).
"Hai manusia! apakah yang telah memperdayakan kamu (dengan berbuat durhaka) terhadap Tuhanmu Yang Maha Pemurah. Yang telah menciptakan kamu dan menyempurnakan kejadiaan kamu dan menjadikan (susunan tubuh) kamu seimbang dalam bentuk apa sahaja yang dikehendaki. Dialah yang menyusun tubuhmu.”- Surah al-Infithar: ayat 6-8.
“Wahai manusia! Siapakah kamu?”
Kamu ialah satu penciptaan Allah SWT dan satu tiupan suci dari sisi Allah SWT. Allah SWT menjadikan kamu dengan kekuasaan-Nya. Ditiup-Nya ke dalam diri kamu dengan ruh dari sisi-Nya. Dimuliakan kamu daripada seluruh makhluk-Nya yang lain. Seluruh malaikat telah sujud kepadamu. Allah SWT telah mengajar kepadamu segala sesuatu. Diletakkan di bahu kamu amanah, lantas kamu memikulnya. Dilimpahkan ke atas kamu nikmat-nikmat dari sisi-Nya baik yang zahir mahu pun batin. Dijadikan untuk kamu seluruh isi langit dan bumi. Dimuliakan kamu dengan setinggi-tinggi kemuliaan. Diciptakan kamu dengan sebaik-baik penciptaan. Dipersiapkan kamu dengan sesempurna persiapan. Diberikan kepadamu pendengaran, penglihatan dan hati. Dijelaskan kepadamu dengan dua jalan (yang buruk dan yang baik) dan ditunjukkan kepada kamu dua persimpangan. Dipermudahkan kepada kamu dalam membuat pilihan terhadap jalan-jalan itu. Dengan izin-Nya dan penciptaan-Nya, kamu dapat terapung di air dan terbang di udara bahkan dapat memecahkan atom-atom. Dengan fikiran dan kemampuan kamu, kamu dapat melampaui lapisan-lapisan awan dan langit (serta bumi).
Lantaran itu adakah lagi penciptaan dan kejadian yang lebih mulia, lebih suci dan lebih agung daripada penciptaan Rabbani ini?
Seterusnya hidup kamu yang singkat di dunia tidak akan terhenti setakat ini sahaja. Kamu akan dihidup dan dibangkitkan kembali. Kamu akan dihimpunkan semula. Kamu akan menempuh hidup baru dengan penuh kemuliaan di dalam satu negeri yang penuh dengan kenikmatan dan kebaikan, dengan syarat kamu mengerti rahsia kamu dijadikan dan seterusnya kamu beramal dengan penuh keikhlasan semata-mata kerana Allah SWT, al-Ma’bud, al-Khaliq.
Firman Allah SWT:
“Tidak Aku jadikan jin dan manusia malainkan untuk pengabdian kepada-Ku. Aku tidak mengkehendaki rezki sedikitpun daripada mereka dan Aku tidak mengkehendaki supaya mereka memberi Aku makan.”
- Surah az-Zariyat: ayat 56-57.
Kematian yang kamu bimbang dan takuti itu tidak lain melainkan hanyalah satu perpindahan dari hidup di dunia kepada kehidupan yang satu lagi.
Firman Allah SWT:
“Dan tiadalah kehidupan di dunia ini melainkan senda gurau dan mainan belaka. Dan sesungguhnya akhirat itulah sebenarnya kehidupan, jika mereka mengetahui.”- Surah al-Ankabut: ayat 64.
Jasad kamu tidak lain adalah seolah-olah satu sangkar dan jiwa kamu terkurung di dalamnya. Seolah-olah ia adalah satu pakaian terhadap jiwa kamu sehingga sampai kepada satu ketika di mana kamu menemui kematian. Semoga Allah S.W.T. merahmati orang-orang ‘Arif yang berkata:
Akulah burung dan inilah sangkarku (jasadku),
Bila ku terbang darinya, tinggallah ia terkatung-katung,
Pakaian adalah masa,
Kini ku merindui pulang,
Dapat ku bertemu Allah dengan sebenarnya,
Jangan kau kira maut itu adalah kesudahan,
Bahkan hanyalah dari sini (dunia) ke sana (akhirat).
Hasan Al Banna
DOSA
Thabit bin Qurrah berkata:
“Kerehatan badan bergantung kepada kurangnya makan. Kerehatan jiwa bergantung kepada kurangnya melakukan dosa. Kerehatan lidah bergantung kepada kurangnya bercakap. Dosa bagi hati umpama racun bagi badan. Justeru itu dosa yang dilakukan seseorang umpama meminum racun. Jika dosa itu tidak membinasakan jiwa secara menyeluruh, maka ia akan melemahkan jiwa. Jiwa yang lemah tidak lagi mampu melawan penyakit, sama seperti badan yang lemah tidak mampu melaksanakan tanggungjawab dengan baik.”
Abdullah bin Mubarak berkata:
“Saya dapati dosa itu mematikan jiwa manakala melakukan dosa hingga sampai ke peringkat ketagih akan mewarisi kehinaan. Meninggalkan dosa bermakna menghidupkan hati. Oleh itu adalah baik bagi kamu agar menderhakai dosa.”
“Saya dapati dosa itu mematikan jiwa manakala melakukan dosa hingga sampai ke peringkat ketagih akan mewarisi kehinaan. Meninggalkan dosa bermakna menghidupkan hati. Oleh itu adalah baik bagi kamu agar menderhakai dosa.”
Wednesday, 2 May 2007
MEMBENTUK UMMAH ISLAMIYAH DENGAN KAEDAH YANG SAHIH
Model Pembentukan Ummah
Orang mukmin mempunyai model yang tidak boleh dipertikaikan lagi dalam kerja-kerja pembentukan masyarakat dan pembinaan ummah. Model ini telah dizahirkan oleh Allah SWT pada generasi awal pimpinan Rasulullah SAW atau lebih dikenali sebagai Generasi al-Quran.
Kita perlu melalui jalan yang telah dilalui oleh Rasulullah SAW. Rasulullah SAW memulakan dakwah dengan menyemai ‘Aqidah Tauhid dalam jiwa pengikut-pengikutnya. Rasulullah SAW mendidik mereka di Dar al-Arqam dengan santapan dan hidangan al-Quran. Dari Madrasah Rasulullah SAW ini, lahirlah Rijal ‘Aqidah yang sanggup berjihad dan berkorban demi membina Ummah Islamiyyah.
Rasulullah SAW telah membangunkan Ummah Islamiyyah pertama di atas asas-asas ‘Aqidah Solehah, ‘Ibadah Sohehah dan akhlak yang teguh.
‘Aqidah Melahirkan Wehdah Dan Segala Kekuatan Yang Lain
Setelah terbina kekuatan ‘Aqidah Tauhid maka terbentuklah kekuatan Ukhuwwah dan Wehdah (kesatuan). Rasulullah SAW telah mempersaudarakan Muhajirin dan Ansar dengan ikatan Ukhuwwah Islamiyyah. Setelah itu Rasulullah SAW mencari punca-punca kekuatan yang lazim dan perlu bagi melancarkan jihad selanjutnya. Dengan itu terbentuklah asas yang kukuh atau tapak yang kuat untuk berdirinya Daulah Islamiyyah di Madinah al-Munawwarah.
Inilah model yang sepatutnya menjadi contoh utama orang-orang mukmin dalam usaha membentuk Ummah Islamiyyah. Firman Allah SWT:
“Adalah bagi diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik bagi mereka yang mengharapkan Allah serta Hari Akhirat dan banyak mengingati Allah.” - Surah Al Ahzab: ayat 21
“Adalah bagi diri Rasulullah itu contoh ikutan yang baik bagi mereka yang mengharapkan Allah serta Hari Akhirat dan banyak mengingati Allah.” - Surah Al Ahzab: ayat 21
Perlunya Kepada Jalan Yang Sama
Tiada jalan lain lagi melainkan jalan ‘Aqidah atau Iman untuk membina kembali Ummah Islamiyyah. Jika di permulaan Islam dahulu Iman telah menjadi tenaga pembangunannya, Iman juga mesti menjadi tenaga pembangun di zaman kebelakangan ini
Tuesday, 1 May 2007
HUBUNGAN DENGAN ALLAH
Syeikh Abdurrahman As-Sa’ati, ayah Imam Syahid Hasan Al-Banna mengisahkan kehidupan anaknya ketika berada di rumah:
“Di antara akhlaknya adalah menghindari dari orang banyak dan hanya menyendiri bersama Rabbnya, tidak ada yang tahu selain keluarga dekatnya saja. Di rumahnya – Allah yang menjadi saksi - tidak pernah lepas dari mushaf, tidak berhenti membaca, tidak pernah lalai dari zikir, ia membaca Al-Qur’an, memperdengarkan bacaannya kepada salah seorang hafiz di antara kami. Jika tidak ada seorang hafiz kecuali anak kecil, ia pun muraja’ah hafazannya dengan anak itu.
Rumahnya penuh dengan bacaan Al-Qur’an, sujud, larut dalam zikir, dan mendaki ke ketinggian langit kerohanian. Ketika ia tahu cara Nabi membaca Al-Qur’an maka ia praktikkan, termasuk waqaf-waqaf di mana Rasulullah berhenti, ia pun berhenti. Terkadang badannya bergemetar, hatinya penuh ketakutan, gelisah pada ayat-ayat ancaman, terhadap ayat-ayat gembira ia berbinar-binar, jauh dari suasana di mana ia hidup, jauh terbawa makna ayat-ayat itu.”
HATI YANG LEMBUT (4)
Sesungguhnya di sana ada asbab yang menjadikan hati itu menjadi lembut dan ada asbab yang menyebabkan hati itu keras. Allah SWT telah memberi petunjuk tentang hal ini di dalam KitabNya yang suci.
1. Iman kepada Allah
Tidaklah hati itu menjadi lembut, kecuali dengan sebab yang paling besar iaitu dengan Keimanan kepada Allah SWT. Apabila seseorang hamba itu telah mengenali Tuhannya dengan nama-nama serta sifat yang layak bagiNya, maka hati itu akan menjadi lembut di sisiNya. Dia akan patuh ketika berhadapan dengan hukum Allah SWT. Ketika datang kepadanya ayat-ayat dari kitabullah dan apabila datang kepadanya hadith dari Rasulullah SAW, ia akan mengatakan ‘Kami dengar dan kami patuh, sesungguhnya kami amat mengharapkan keampunanMu, wahai Tuhan kami. Maha Suci Engkau dan kepadaMulah kami akan kembali’.
Apabila seorang hamba itu mengenali Allah SWT dengan segenap namaNyayang baik, dengan sifatNya yang hebat, yang pad tanganNya segenap perbendaharan – kamu akan melihatnya berlumba-lumba kepada kebaikan. Dia merupakan seoang di kalangan manusia yang benar-benar memusuhi jahiliyah.
Maka sebesar-besar sebab yang menyebabkan hati itu lembut kepada Allah SWT dan tunduk dengan kehebatanNya ialah Ma’rifatullah. Apabila hamba itu mengenali Tuhannya dan mengetahui bahawa tiada benda pun di alam ini kecuali semuanya berzikir kepada Allah SWT maka ia akan mengingati Tuhannya pada ketika pagi dan petang. Dia akan mengingati Tuhannya yang Agong, dia akan mengingati nikmat dan rahmat, yang datangnya daripada Al-Halim dan Al-Karim. Dia mengingati tentang kebaikan dan keburukan dan yang mana semua urusannya terletak pada Allah SWT. Maka sesiapa yang mengenali Allah SWT akan lembutlah hatinya kerana takut kepada Allah SWT. Begilah juga sebaliknya.
Apabila kamu mendapati hati yang keras maka kamu akan mendapati bahawa hamba itu adalah sejahil-jahil hamba terhadap Tuhannya. Ia amat jauh daripada merasai kehebatan Allah SWT dan merasai azab Allah SWT yang pedih. Ia merupakan orang yang paling jahil terhadap nikmat Allah SWT dan kasih sayangNya hinggakan kamu akan melihat sebahagian dari manusia yang berhati keras itu mudah berputus asa dari rahmat Tuhannya dan paling jauh denganNya.
Apabila manusia tidak mengenali Tuhannya, dia akan rasa angkuh dengan batasan yang Allah gariskan. Angkuh dengan apa yang diharamkan oleh Allah SWT. Dia tidak tahu sesuatu apa pun pada malam dan siang kecuali kefasikan dan fujur. Inilah yang diketahuinya dalam kehidupan dan inilah sahaja yang dikira olehnya sebagai matlamat kewujudannya dan hari depannya.
Wahai saudaraku, Ma’rifatullah adalah merupakan jalan untuk mendapat hati yang lembut. Oleh itu, setiap ketika kamu melihat manusia yang memanjangkan pengajaran dan memanjangkan berfikir terhadap kekuasaan Allah SWT – kamu akan mendapati dalam hati itu ada kelembutan. Kamu juga akan melihat hati itu padanya ada kekhusyukan dan ada rasa kehambaan terhadap Allah SWT.
1. Iman kepada Allah
Tidaklah hati itu menjadi lembut, kecuali dengan sebab yang paling besar iaitu dengan Keimanan kepada Allah SWT. Apabila seseorang hamba itu telah mengenali Tuhannya dengan nama-nama serta sifat yang layak bagiNya, maka hati itu akan menjadi lembut di sisiNya. Dia akan patuh ketika berhadapan dengan hukum Allah SWT. Ketika datang kepadanya ayat-ayat dari kitabullah dan apabila datang kepadanya hadith dari Rasulullah SAW, ia akan mengatakan ‘Kami dengar dan kami patuh, sesungguhnya kami amat mengharapkan keampunanMu, wahai Tuhan kami. Maha Suci Engkau dan kepadaMulah kami akan kembali’.
Apabila seorang hamba itu mengenali Allah SWT dengan segenap namaNyayang baik, dengan sifatNya yang hebat, yang pad tanganNya segenap perbendaharan – kamu akan melihatnya berlumba-lumba kepada kebaikan. Dia merupakan seoang di kalangan manusia yang benar-benar memusuhi jahiliyah.
Maka sebesar-besar sebab yang menyebabkan hati itu lembut kepada Allah SWT dan tunduk dengan kehebatanNya ialah Ma’rifatullah. Apabila hamba itu mengenali Tuhannya dan mengetahui bahawa tiada benda pun di alam ini kecuali semuanya berzikir kepada Allah SWT maka ia akan mengingati Tuhannya pada ketika pagi dan petang. Dia akan mengingati Tuhannya yang Agong, dia akan mengingati nikmat dan rahmat, yang datangnya daripada Al-Halim dan Al-Karim. Dia mengingati tentang kebaikan dan keburukan dan yang mana semua urusannya terletak pada Allah SWT. Maka sesiapa yang mengenali Allah SWT akan lembutlah hatinya kerana takut kepada Allah SWT. Begilah juga sebaliknya.
Apabila kamu mendapati hati yang keras maka kamu akan mendapati bahawa hamba itu adalah sejahil-jahil hamba terhadap Tuhannya. Ia amat jauh daripada merasai kehebatan Allah SWT dan merasai azab Allah SWT yang pedih. Ia merupakan orang yang paling jahil terhadap nikmat Allah SWT dan kasih sayangNya hinggakan kamu akan melihat sebahagian dari manusia yang berhati keras itu mudah berputus asa dari rahmat Tuhannya dan paling jauh denganNya.
Apabila manusia tidak mengenali Tuhannya, dia akan rasa angkuh dengan batasan yang Allah gariskan. Angkuh dengan apa yang diharamkan oleh Allah SWT. Dia tidak tahu sesuatu apa pun pada malam dan siang kecuali kefasikan dan fujur. Inilah yang diketahuinya dalam kehidupan dan inilah sahaja yang dikira olehnya sebagai matlamat kewujudannya dan hari depannya.
Wahai saudaraku, Ma’rifatullah adalah merupakan jalan untuk mendapat hati yang lembut. Oleh itu, setiap ketika kamu melihat manusia yang memanjangkan pengajaran dan memanjangkan berfikir terhadap kekuasaan Allah SWT – kamu akan mendapati dalam hati itu ada kelembutan. Kamu juga akan melihat hati itu padanya ada kekhusyukan dan ada rasa kehambaan terhadap Allah SWT.
Subscribe to:
Posts (Atom)