Monday, 16 April 2007

Senyumlah ...

Dari : MediaMuslim.Info

Tertawa sewajarnya merupakan ubat kecemasan dan pelipur kesedihan. Dalam senyum terdapat kekuatan yang menakjubkan dalam menggembirakan jiwa dan menyenangkan hati, sehingga Abu Darda berkata: "Sesungguhnya aku akan tertawa hingga hatiku akan terhibur."

Tertawa merupakan puncak keceriaan, kelegaan dan keriangan, asalkan tidak berlebihan, dengan sewajarnya, dan tidak di maksudkan mengejek atau mencemuh: "Jangan terlalu banyak tertawa, kerana terlalu banyak tertawa akan mematikan hati."

Hakikatnya, Islam adalah agama yang dibangun atas dasar keseimbangan dan keadilan, baik dalam hal akidah, ibadah, akhlak, maupun tingkah laku. Oleh kerana itu, janganlah anda masamkan raut muka anda sehingga menakutkan orang yang melihat. Jangan pula anda tertawa terbahak – bahak. Akan tetapi, tampilkanlah wajah yang tenang, selalu berseri dan enak dipandang, sehingga menyenangkan orang yang memandang.

Kalau kita diminta memilih antara harta yang banyak atau jawatan terhormat atau jiwa yang tenang penuh keceriaan, tentu anda akan memilih yang ketiga. Apa ertinya harta jika jiwa penuh kemuraman? Apa ertinya pangkat dan jawatan jika jiwa terkekang? Apa ertinya kecantikan isteri bila ia selalu masam dan menjadikan suasana rumah seperti neraka? Sungguh lebih baik seribu kali ganda isteri yang tidak terlalu cantik tetapi mampu menciptakan suasana rumah bagai syurga.

Senyum yang tampak secara lahir tidak akan bernilai bila muncul dengan pura – pura dan untuk menutupi seseorang yang berperangai menyimpang. Lihatlah bunga juga tersenyum; hutan tersenyum; dan lautan, sungai, langit, bintang, burung, semuanya tersenyum. Senyum mereka itulah senyum yang tulus.

Jiwa yang senantiasa tersenyum akan melihat kesulitan dengan nyaman sambil berusaha mengatasinya. Jika mereka melihat sebuah persoalan, mereka tersenyum dan tetap tersenyum ketika mampu mengatasinya. Sebaliknya, jiwa yang muram akan akan melihat kesulitan dengan kesedihan. Bila menemui kesulitan, ia akan menghindar atau membesar-besarkannya, semangatnya melemah dan berandai andai dengan kata-kata "kalau", "bila", dan "jika".

Betapa kita amat memerlukan senyuman, keceriaan wajah, kelapangan dada, kemurahan hati, kelemahlembutan, dan keramahan. "Sesungguhnya Allah SWT telah mewahyukan kepadaku (Rasulullah SAW) agar kalian bersikap tawadhu' hingga tidak ada seorang pun yang berbuat zalim terhadap orang lain."

No comments: