Thursday 24 May 2007

AL QURAN

Dari Harits al-A’war ia berkata : Aku melalui masjid dan melihat orang-orang sedang asyik bercerita-cerita, maka aku khabarkan pada Ali ra : 'Wahai Amirul Mukminin, tidakkah anda mengetahui orang-orang sedang asyik bercerita-cerita?'

Maka beliau menjawab : Apakah mereka melakukannya?
Maka jawabku : Benar!

Maka kata beliau : Adapun aku pernah dinasihati oleh kekasihku Rasulullah SAW : 'Sesungguhnya kelak akan datang bencana'.

Maka kataku : Bagaimana jalan keluarnya, wahai Rasulullah?

Maka jawab Baginda SAW :
'Kitabullah! Kerana di dalamnya terdapat khabar tentang ummat-ummat sebelum kalian, dan berita-berita tentang apa yang akan terjadi setelah kalian, dan hukum-hukum bagi apa yang terjadi di masa kalian, ia adalah jalan yang lurus dan tidak ada kebengkokan, tidaklah para penguasa yang meninggalkannya akan dihinakan Allah, dan tidaklah orang yang mencari petunjuk selainnya akan disesatkan Allah, dia adalah tali Allah yang sangat kukuh, cahaya-Nya yang terang benderang, peringatan-Nya yang paling bijaksana, jalan-Nya yang paling lurus.

Dengannya tidak akan pernah puas hati orang yang merenungkannya, dan tidak akan bosan lidah yang membacanya, dan tidak akan lelah orang yang membahasnya. Tidak akan kenyang ulama mempelajarinya, tak akan puas muttaqin menikmatinya. Ia tak akan boleh dipatahkan oleh banyaknya penentangnya, tak akan putus keajaibannya, tak akan henti-henti jin yang mendengarkannya berkata : Sungguh kami telah mendengar al-Qur’an yang menakjubkan...

Barangsiapa yang mempelajari ilmunya akan terkehadapan, barangsiapa yang berbicara dengannya akan benar, barangsiapa berhukum dengannya akan adil, barangsiapa yang beramal dengan membacanya akan dicukupkan pahalanya, dan barangsiapa yang berdakwah kejalannya akan diberi hidayah ke jalan yang lurus. Amalkan ini wahai A’war.. '

(HR ad-Darami dan teks ini darinya, juga diriwayatkan oleh at-Tirmidzi dan ia berkata hadith gharib)

Tirmidhi's understanding of the Gharib Hadith (weak tradition), concurs to a certain extent with that of the other traditionists. According to Tirmidhi a Hadith may be classified as Gharib for one of the following three reasons:

Firstly, a Hadith may be classified as Gharib since it is narrated from one chain only. Tirmidhi mentions as an example a tradition from Hammad b. Salama from Abu 'Usharai on the authority of his father who enquired from the Prophet (S.A.W.) whether the slaughtering of an animal is confined to the gullet and throat. The Prophet (S.A.W.) replied that stabbing the thigh will also suffice.

Secondly, a tradition can be classified as Gharib due to an addition in the text, though it will be considered a sound tradition, if that addition is reported by a reliable reporter. The example cited by Tirmidhi is a tradition narrated through the chain of Malik (d. 179 A.H.) from Nafi' (d. 117 A.H.) on the authority of Ibn 'Umar (d. 73 A.H.) who stated that the Prophet (S.A.W.) declared alms-giving at the end of Ramadan (month of fasting) obligatory upon every Muslim, male or female, whether a free person or slave from the Muslims. However, this tradition has also been narrated by Ayyub Sakhtiyani and 'Ubaid Allah b. 'Umar, without the addition "from the "Muslims", hence the above mentioned example due to the addition of "from the Muslims" in the text is classified as Gharib.

Thirdly, a tradition may be declared Gharib since it is narrated through various chains of transmitters but having within one of its chains an addition in the Sanad. According to Tirmidhi, these definitions prove that a Gharib Hadith, does not necessarily mean weak, but it might be Sahih or Hasan, as long as it comes through a single Sanad.

No comments: